
Usai Suspensi, Saham WSKT Ambles Beruntun Hingga ARB
Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten konstruksi BUMN Karya yakni PT Waskita Karya Tbk (WSKT) kembali ambles dan menyentuh batas auto reject bawah (ARB) pada perdagangan sesi I Rabu (8/3/2023).
Per pukul 13:57 WIB, saham WSKT ambles 6,38% ke posisi Rp 264/saham. Bahkan, saham WSKT juga sudah menyentuh ARB sejak perdagangan sesi I hari ini.
Saham WSKT sudah ditransaksikan sebanyak 1.018 kali dengan volume sebesar 15,39 juta lembar saham dan nilai transaksinya sudah mencapai Rp 4,06 miliar. Adapun kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp 7,6 triliun.
Hingga pukul 13:57 WIB, terdapat 607.702 lot antrian jual di order offer di harga Rp 264/saham. Namun di order bid atau beli, belum ada antrian yang tertera kembali, menandakan bahwa saham WSKT sudah menyentuh ARB.
Diketahui, saham WSKT sudah terkoreksi parah dan menyentuh ARB sejak Jumat pekan lalu, atau sudah terkoreksi parah selama empat hari beruntun, sehingga belum diketahui secara jelas penyebab saham WSKT masih dilego oleh investor.
Dari perdagangan Jumat pekan lalu hingga sesi II hari ini atau selama empat hari terakhir, saham WSKT sudah ambles hingga 18,52%.
Pada Jumat pekan lalu, Bursa Efek Indonesia (BEI) memutuskan untuk membuka kembali suspensi saham WSKT. Pembukaan kembali saham tersebut karena seluruh kewajiban WSKT telah terpenuhi.
Usai dibuka kembali suspensinya, saham WSKT saat itu langsung ambles dan menyentuh ARB. Meski begitu, saham WSKT masih mendapatkan notasi khusus yakni notasi M, di mana notasi ini diberlakukan karena adanya permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).
Sebelumnya, BEI mengunci perdagangan saham WSKT karena menunda pembayaran obligasi. Selain itu Waskita juga terjerat PKPU.
Gugatan permohonan PKPU tersebut adalah terkait permintaan pelunasan utang senilai Rp 2,93 miliar. Pihak yang mengajukan PKPU tersebut adalah Megah Bangun Baja yang merupakan salah satu vendor Proyek Pembangunan Terminal Bandara Internasional Minangkabau, Terminal Bandar Depati Amir Tahap I dan Renovasi Waskita Rajawali Tower.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jaga Kepercayaan Publik, Waskita Berkomitmen Perkuat Tata Kelola