Bukannya Menakuti, Rupiah Sepertinya Bakal Anjlok Hari Ini

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
Rabu, 08/03/2023 07:55 WIB
Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (AS). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah melemah 0,36% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 15.345/US$ Selasa kemarin, dan ada risiko akan lebih parah lagi pada perdagangan Rabu (8/3/2023). Penyebabnya, ketua bak sentral AS (The Fed) Jerome Powell yang mengatakan suku bunga bisa naik lebih tinggi lagi.

"Data ekonomi terbaru datang lebih kuat dari yang diharapkan, ini menunjukkan bahwa tingkat suku bunga akhir kemungkinan akan lebih tinggi dari yang diantisipasi sebelumnya," kata Powell dalam sambutannya di hadapan Senat AS, Selasa waktu setempat.

Powell juga menegaskan laju kenaikan suku bunga bisa kembali ditingkatkan jika diperlukan guna bisa mengendalikan inflasi.


Pada Desember lalu, The Fed memproyeksikan puncak suku bunga berada di kisaran 5% - 5,25%, dengan pernyataan Powell tersebut artinya kemungkinan lebih tinggi lagi.

Berdasarkan perangkat FedWatch milik CME Group, pelaku pasar melihat puncak suku bunga The Fed berada di kisaran 5,5% - 5,75%.

Alhasil indeks dolar AS melesat 1,2% ke 105,61 pada perdagangan Selasa, tertinggi sejak November tahun lalu, rupiah pun berisiko jeblok.


Secara teknikal, rupiah semakin jauh di atas Rp 15.090/US$, yang akan menjadi kunci pergerakan.

Level tersebut merupakan Fibonacci Retracement 50%, yang ditarik dari titik terendah 24 Januari 2020 di Rp 13.565/US$ dan tertinggi 23 Maret 2020 di Rp 16.620/US$.

Rupiah yang disimbolkan USD/IDR juga bergerak di atas rerata pergerakan 200 hari (moving average 200/MA 200) dan MA 100 yang memberikan tekanan lebih besar.

Selama tertahan di atas Rp 15.300/US$ ada risiko rupiah merosot ke Rp 15.400/US$ - Rp 15.450/US$ hari ini.

Grafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv 

Indikator Stochastic pada grafik harian kini berada di wilayah jenuh beli (overbought) dalam waktu yang cukup lama.

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Dengan stochastic berada di wilayah overbought, ruang penguatan rupiah tentunya lebih besar.

Rp 15.300/US$ akan menjadi penahan penguatan rupiah. Tetapi jika mampu ditembus dengan konsisten, rupiah berpeluang menguat lebih jauh.

CNBC INDONESIA RESEARCH

research@cnbcindonesia.com


(pap/pap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Bikin Rupiah Anjlok, Tembus Rp 16.400-an per Dolar AS