Direktur XL Axiata Budi Pramantika Mundur

Market - Mentari Puspadini, CNBC Indonesia
07 March 2023 12:55
(foto: xl.co.id) Foto: xl.co.id

Jakarta, CNBC Indonesia - PT XL Axiata Tbk (EXCEL) telah menerima surat pengunduran diri dari Direktur Perseroan Budi Pramantika pada Senin, (6/3/2023). Pengunduran diri ini di tengah penurunan kinerja XL Axiata pada 2022.

"Perseroan akan mengajukan permohonan atas persetujuan pengunduran diri tersebut dalam Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan terdekat," kata Sekretaris Korporasi XL Axiata Ranty Astari Rachman, dikutip dari Keterbukaan Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa, (7/3/2023).

Sebagai informasi, XL Axiata Tbk (EXCL) mengalami penurunan kinerja pada 2022. Laba perusahaan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk EXCL mengalami penurunan 13,8% dari Rp1,2 triliun per akhir Desember 2021 menjadi Rp1,1 triliun pada Desember 2022.

EXCL melaksanakan right issue pada pertengahan Januari 2023 dengan menerbitkan saham baru Rp2,4 miliar lembar atau setara 18,31% dengan harga Rp2.080 per saham. Dengan dana yang akan diraih EXCL sebesar Rp4,99 triliun.

Namun justru harga saham EXCL masih mengalami koreksi. Dalam satu bulan terakhir, harga saham EXCL turun sekitar 6,70%.

Bila dilihat secara pendapatan selama 5 tahun ke belakang, laba bersih tahun berjalan dari EXCL begitu fluktuatif. Sayangnya pada periode tahun 2022 kinerjanya harus menurun dibandingkan dengan periode tahun 2021.

Dalam laporan keuangan EXCL per 31 Desember 2022 laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 13,8% dari periode Desember 2021 Rp1,2 triliun menjadi Rp1,1 triliun pada Desember 2022.

Meskipun meningkat, kenaikan pendapatan juga diiringi dengan meningkatnya beban-beban EXCL dari periode Desember 2021 ke Desember 2022. Dimana terjadi kenaikan beban pada beban penyusutan dari Rp9,9 triliun menjadi Rp10,5 triliun.

Selain itu, sejumlah beban juga meningkat mulai dari beban interkoneksi dan beban langsung lainnya, beban penjualan dan pemasaran, beban gaji dan kesejahteraan karyawan, serta beban umum dan administrasi.

Beban amortisasi yang sebelumnya tidak ada menjadi ada. Terdapat juga kerugian kurs dan biaya lain-lain. Beban-beban tersebut membuat total biaya beban meningkat dari Rp22,7 triliun menjadi Rp25,1 triliun.

Kenaikan juga terjadi pada biaya keuangan dari Rp2,37 triliun menjadi Rp2,77 triliun. Namun untuk beban pajak penghasilan justru turun dari Rp419 milyar menjadi Rp231 milyar.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Dapat Duit Rp 5 T, Eh XL Axiata Langsung Bayar Utang


(Mentari Puspadini/ayh)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading