
Baru 'Setengah' Hari, 8 Saham Sudah ARB

Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa saham terpantau ambles dan sudah menyentuh batas auto reject bawah (ARB) saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup naik tipis 0,02% ke posisi 6.815,31 pada perdagangan sesi I Senin (6/3/2023).
Hingga pukul 11:30 WIB atau penutupan perdagangan sesi I hari ini, setidaknya ada 20 saham yang ambles lebih dari 6%, di mana delapan diantaranya sudah menyentuh ARB, sedangkan sisanya yakni 12 saham nyaris menyentuh ARB.
Berikut saham-saham yang ambles parah hingga lebih dari 6% pada perdagangan sesi I hari ini.
Emiten | Kode Saham | Harga Terakhir | Perubahan Harga |
Maskapai Reasuransi Indonesia | MREI | 4.700 | -6,93% |
Rockfields Property Indonesia | ROCK | 270 | -6,90% |
Makmur Berkah Amanda | AMAN | 680 | -6,85% |
Perdana Bangun Pusaka | KONI | 2.720 | -6,85% |
Waskita Karya (Persero) | WSKT | 302 | -6,79% |
Trisula International | TRIS | 248 | -6,77% |
Metro Realty | MTSM | 179 | -6,77% |
Asia Pasific Investama | MYTX | 69 | -6,76% |
Pradiksi Gunatama | PGUN | 840 | -6,67% |
Woori Finance Indonesia | BPFI | 448 | -6,67% |
Singaraja Putra | SINI | 2.110 | -6,64% |
MegaPower Makmur | MPOW | 72 | -6,49% |
Indah Prakasa Sentosa | INPS | 260 | -6,47% |
Lion Metal Works | LION | 730 | -6,41% |
Damai Sejahtera Abadi | UFOE | 234 | -6,40% |
Telefast Indonesia | TFAS | 2.490 | -6,39% |
Ladang Baja Murni | LABA | 74 | -6,33% |
Digital Mediatama Maxima | DMMX | 815 | -6,32% |
Panca Global Kapital | PEGE | 535 | -6,14% |
Urban Jakarta Propertindo | URBN | 109 | -6,03% |
Sumber: Refinitiv
Saham emiten reasuransi yakni PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk (MREI) menjadi yang paling parah koreksinya, yakni ambruk hingga 6,93% ke posisi Rp 4.700/saham dan sudah mencetak ARB hingga akhir sesi I hari ini.
Berikutnya ada saham emiten properti yakni PT Rockfields Property Indonesia Tbk (ROCK) yang anjlok 6,9% ke posisi Rp 270/saham.
Bahkan, salah satu saham konstruksi BUMN Karya yakni PT Waskita Karya Tbk (WSKT) juga masuk ke jajaran saham ARB pada sesi I hari ini, di mana saham WSKT sudah ambles 6,79% menjadi Rp 302/saham.
Saham WSKT diketahui sudah terkoreksi parah sejak Jumat pekan lalu atau sejak suspensinya resmi dibuka kembali oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat lalu.
Namun, beberapa saham nyaris menyentuh ARB pada sesi I hari ini, mulai dari saham PT Woori Finance Indonesia Tbk (BPFI) hingga saham PT Urban Jakarta Propertindo Tbk (URBN).
Belum diketahui secara jelas alasan kedelapan saham tersebut ambles dan sentuh ARB selain aksi profit taking investor. Namun, hal ini sepertinya bentuk dari respons investor akan rencana kembali diberlakukannya ARB asimetris secara bertahap mulai April mendatang.
Sebagaimana diketahui, untuk meredakan kepanikan pelaku pasar seiring anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di awal pandemi 2020, BEI mengubah ketentuan batas ARB menjadi 7% untuk seluruh fraksi harga mulai 13 Maret 2020 hingga saat ini.
Praktis, semenjak itu, ada ketidaksimetrisan (asimetris) antara batas auto rejection atas (ARA) yang merentang dari 20% hingga 35% sesuai fraksi harga dengan ARB yang hanya 7%.
Ini artinya, jika peraturan ARB saat ini sudah kembali ke masa sebelum Covid-19 maka ketika seorang investor membeli satu saham di saat yang tidak tepat, maka investor tersebut dapat menderita kerugian hingga 50% lebih.
Hal ini akan terjadi apabila investor tersebut membeli saham di level ARA 35% dan saham tersebut longsor hingga ARB yakni -35% sehingga sang investor menderita kerugian 51%.
Sebelumnya, mulai awal 2017, BEI mulai memberlakukan auto rejection simetris, yakni persentase batas ARB menyesuaikan persentase batas ARA sesuai dengan fraksi harga.
Asal tahu saja, ARA dan ARB adalah batas maksimal kenaikan atau penurunan yang ditolak oleh sistem perdagangan BEI.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd)