Analisis Teknikal

Sudah 3 Hari Ogah Gerak, IHSG Mau Kemana Hari Ini ?

Putra, CNBC Indonesia
02 March 2023 06:53
Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup naik tipis 0,02% di 6.844 usai bergerak cenderung volatil sepanjang perdagangan Rabu (1/3/2023).

Nilai transaksi harian bursa mencapai Rp10,39 triliun dengan volume perdagangan 18,07 miliar saham. Sebanyak 221 saham naik, 286 saham turun, dan 222 saham stagnan.

Asing membukukan beli bersih (net buy) tipis, mencapai Rp23,09 di pasar reguler. Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menjadi saham dengan net buy terbesar Rp203,1 miliar.

IHSG hari ini dikelilingi lautan hijau bursa regional yang tidak begitu terimbas koreksi Wall Street semalam.

Nikkei 225 Index (Tokyo) naik 0,26%, Hang Seng (Hong Kong) melonjak 4,21%, Shanghai Composite Index (Shanghai) terkerek 1,00%, Kospi (Korea Selatan) terapresiasi 0,42%.

Kabar positif yang mendorong Hang Seng dan Shanghai adalah terkait naiknya angka purchasing managers' index (PMI) manufaktur resmi China yang naik ke 52,6 pada Februari. Ini merupakan posisi tertinggi sejak April 2012.

Dari dalam negeri, sekitar pukul 11.00 WIB, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis Indeks Harga Konsumen per Januari 2023 mengalami inflasi mencapai 0,16% secara bulanan.

Sementara itu, inflasi tahunannya mencapai 5,47% dan inflasi tahun kalender 0,50%.

Angka tersebut di atas konsensus pasar (dihimpun CNBC Indonesia dari 12 institusi) yang diramal naik menjadi 5,40% secara tahunan (yoy) dan turun menjadi 0,11% secara bulanan (mtm) pada Februari 2023.

Pudji Ismartini, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, mengatakan bahwa inflasi kali ini dipicu oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau mengalami inflasi tertinggi.

Sementara itu, kelompok transportasi mengalami deflasi terdalam, menyusul penurunan tarif angkutan udara, akibat harga avtur.

"Jikadilihat secara series di grafik, inflasi Februari 2023 secaramtm lebih rendah dibandingkan inflasi bulan sebelumnya Januari 2023 yang sebesar0,34%," papar Pudji, Rabu (1/3/2023).

Secara umum, data inflasi sejumlah negara akan menjadi latar belakang pergerakan saham global. Sebut saja, Uni Eropa hingga Italia akan merilis data inflasi per Februari 2022.

Selain itu, data klaim pengangguran Amerika Serikat (AS) akan menjadi salah satu data yang diperhatikan investor untuk melihat kekuatan ekonomi Negeri Paman Sam tersebut.

Maklum, bank sentral AS The Fed menjadi penggerak pasar di era siklus kenaikan suku bunga ini. Karena itu, pelaku pasar akan menyimak data-data ekonomi makro yang berkaitan dengan kebijakan moneter yang akan diambil oleh The Fed ke depan.

Analisis Teknikal

TeknikalFoto: Teknikal
Teknikal

IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu jam (hourly) dan menggunakan Fibonacci Retracement untuk mencari resistance dan support terdekat.

Secara umum, IHSG masih dalam fase sideways atau konsolidasi akhir-akhir ini. Karenanya, IHSG cenderung bergerak dalam rentang yang sempit dan beberapa kali membentuk candle doji yang mengindikasikan keraguan investor.

Pada penutupan Rabu, IHSG membentuk pola inverted hammer yang biasanya dianggap sebagai indikasi pembalikan arah. Namun, fase sideways dan pergerakan volatil IHSG akhir-akhir ini membuat pembalikan arah mungkin terbatas.

IHSG juga belum mampu menembus trendline (garis putus-putus) dan belum mampu menembus resistance berupa area Fibo 61,8%, 50%, dan 38,2%.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lainnya, yakni Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Posisi RSI juga ditutup di47,55, masih terbilang netral untuk melihat arah IHSG ke depan.

Sedangkan, dilihat dari indikator lain yaitu Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis MACD berada di bawah garis sinyal. Histogram MACD juga masih berada di teritorial negatif.

Hari ini, IHSG berpeluang kembali bergerak mixed dengan kecenderungan menguat dan menguji resistance terdekat di area Fibo 38,2% (6.850) sebelum menentukan arah selanjutnya.


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dua Hari di Zona Merah, IHSG Kembali Menguat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular