Analisis Teknikal

Gerak Volatil, IHSG Beri SInyal Koreksi di Sesi 2

Putra, CNBC Indonesia
01 March 2023 12:55
Pencatatan perdana saham PT Hillcon Tbk di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (1/3/2023). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Pencatatan perdana saham PT Hillcon Tbk di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (1/3/2023). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Penguatan di awal sesi semakin surut hingga akhirnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di 6.845,83 atau naik tipis 0,04% pada sesi I, Rabu (1/3/2023). Padahal, di awal perdagangan, IHSG sempat menyentuh level 6.889,51.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), sebanyak 10,10 miliar saham diperdagangkan hingga siang ini dengan volume Rp4,89 triliun.

Ada 284 saham turun, 213 naik, dan 212 sisanya stagnan.

Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mencatatkan nilai transaksi terbesar, mencapai Rp338,5 miliar. Harga sahamnya naik tipis 0,64%.

Sebenarnya, IHSG hari ini dikelilingi lautan hijau bursa regional yang tidak begitu terimbas koreksi Wall Street semalam.

Nikkei 225 Index (Tokyo) naik 0,22%, Hang Seng (Hong Kong) melonjak 3,51%, Shanghai Composite Index (Shanghai) terkerek 1,01%, dan Straits Times Index (Singapura) mendaki 0,14%.

Kabar positif yang mendorong Hang Seng dan Shanghai adalah terkait naiknya angka purchasing managers' index (PMI) manufaktur resmi China yang naik ke 52,6 pada Februari. Ini merupakan posisi tertinggi sejak April 2012.

Dari dalam negeri, sekitar pukul 11.00 WIB, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis Indeks Harga Konsumen per Januari 2023 mengalami inflasi mencapai 0,16% secara bulanan.

Sementara itu, inflasi tahunannya mencapai 5,47% dan inflasi tahun kalender 0,50%.

Pudji Ismartini, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, mengatakan bahwa inflasi kali ini dipicu oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau mengalami inflasi tertinggi.

Sementara itu, kelompok transportasi mengalami deflasi terdalam, menyusul penurunan tarif angkutan udara, akibat harga avtur.

"Jikadilihat secara series di grafik, inflasi Februari 2023 secaramtm lebih rendah dibandingkan inflasi bulan sebelumnya Januari 2023 yang sebesar0,34%," papar Pudji, Rabu (1/3/2023).

Analisis Teknikal

TeknikalFoto: Teknikal
Teknikal

IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu jam (hourly) dan menggunakan Fibonacci Retracement untuk mencari resistance dan support terdekat.

Volatilitas IHSG terlihat dari terbentuknya long-leg doji di tengah sesi. IHSG juga gagal menembus resistance berupa area Fibonacci 78,6% (6.893,50) dan menembus dua area Fibo, yakni 61,8% (6.969) dan 50% (6.852).

Secara umum, IHSG masih dalam fase sideways atau konsolidasi akhir-akhir ini.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lainnya, yakni Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Posisi RSI juga ditutup turun ke 47,88, masih terbilang netral untuk melihat arah IHSG ke depan.

Sedangkan, dilihat dari indikator lain yaitu Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis MACD mulai menyempit dan siap memotong garis sinyal dari atas (dead cross).

Histogram MACD juga semakin menipis kendati masih berada di teritorial positif.

Di sesi II, IHSG masih terus bergerak beragam dengan mencoba menguji support terdekat berupa area Fibonacci 38,2% (6.836) sebelum menentukan arah selanjutnya.

Sementara, level resistance terdekat untuk IHSG ada di rentang 6.870-6.890/

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dua Hari di Zona Merah, IHSG Kembali Menguat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular