Hillcon Targetkan Produksi 15 Juta Ton Nikel, Ini Strateginya

Mentari Puspadini, CNBC Indonesia
Rabu, 01/03/2023 12:40 WIB
Foto: Jaya Angdika Direktur PT Hillcon Tbk dalam Pencatatan perdana saham PT Hillcon Tbk di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (1/3/2023). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten Kontraktor Nikel PT Hillcon (HILL) menargetkan peningkatan produksi bijih nikel sebesar 15 juta metrik ton pada 2023. Sebelumnya, HILL meraup produksi sebesar 9 juta metrik ton pada tahun 2022.

Optimisme ini bukan tanpa alasan. Pasalnya, Direktur Keuangan Jaya Angdika menyatakan potensi industri nikel masih terbuka lebar.

"Indonesia pun mendorong hilirisasi ini sampai ke Electric Vehicles (EV). Karena cost production yang rendah loh, bijinya ada, smelter ada," ungkap Jaya usai acara pencatatan perdana saham HILL di Bursa Efek Indonesia, Rabu, (1/3/2023).


Jaya menambahkan, potensi industri nikel di Indonesia masih lebih tinggi dibanding China dan Eropa. Pasalnya, produksi nikel di sana harus mengimpor bijih dari Thailand atau Indonesia.

"Jadi Indonesia cost buat baterai itu rendah jadi investor pasti senang untuk invest di sini," ungkapnya.

Jaya pun menyatakan pihaknya siap untuk menyambut peluang ini. Terlebih, Hillcon merupakan kontraktor penambang terbesar di Indonesia.

"Kita sekitar 15% pangsa pasar di kontraktor nikel. Kompetitornya ya misalnya Putra Daerah. Tapi, bedanya dengan kita, kapasitasnya jauh lebih kecil daripada kita. Nah kalau kita bisa lakukan penambangan beberapa proyek," ucap Jaya kepada wartawan.

Diketahui, Industri nikel merupakan salah satu sektor yang tumbuh pesat di Indonesia. Produk nikel saat ini mengalami permintaan yang sangat tinggi, terutama dalam bentuk feronikel dan NPI (nickel pig iron). Indonesia juga mengekspor Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) yang kemudian diolah lebih lanjut menjadi nickel sulphate, bahan utama pembuatan baterai mobil listrik (electric vehicle/EV).

Dalam perkembangannya, Hillcon sebagai perusahaan penambang nikel di Indonesia akan meningkatkan kapasitas produksinya untuk memproduksi baterai EV di dalam negeri sehingga dapat memberikan peningkatan permintaan nikel domestik di Indonesia.


(Mentari Puspadini/ayh)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Melantai di Bursa, Merry Riana Bangun Masa Depan Edukasi