Optimis Akan Kinerja Sektor Ritel, Wall Street Dibuka Menguat

Tim Riset, CNBC Indonesia
28 February 2023 00:40
In this photo provided by the New York Stock Exchange, trader Americo Brunetti works on the floor, Thursday, March 25, 2021. Stocks are wobbling in afternoon trading Thursday as a slide in technology companies is being offset by gains for banks as bond yields stabilize.(Courtney Crow/New York Stock Exchange via AP)
Foto: AP/Courtney Crow

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks saham utama Wall Street dibuka menguat pada perdagangan perdana pekan ini karena para investor dan pedagang mencoba untuk memulihkan keadaan setelah pekan lalu mencatatkan kinerja mingguan terburuk tahun ini. Investor juga memproyeksikan pekan ini akan dorongan positif dari pendapatan ritel.

Dow Jones Industrial Average (DJIA) menguat 0,2%, S&P 500 naik 0,5%, dan indeks padat teknologi Nasdaq Composite terapresiasi 0,8% pada perdagangan Senin, 27 Februari pagi waktu New York.

Pergerakan harga saham mengikuti turunnya imbal hasil Treasury 2 tahun yang sebelumnya sempat mencapai level tertinggi sejak Juli 2007. Hari ini obligasi tersebut diperdagangkan lebih rendah dengan imbal hasil berada di sekitar 4,791%.

S&P juga mendapat dorongan dari lonjakan harga saham operator kereta api Union Pacific yang naik 10% setelah perusahaan mengumumkan CEO Lance Fritz akan mengundurkan diri tahun ini.

Indeks utama Wall Street merosot pada hari Jumat (24/2) pekan lalu dan imbal hasil Treasury melonjak menyusul kenaikan yang lebih besar dari perkiraan dalam pembacaan terbaru untuk pengeluaran konsumsi pribadi, pengukur inflasi paling disukai oleh Federal Reserve.

Reli awal 2023 tampaknya memudar karena para pedagang khawatir bahwa suku bunga bisa bertahan lebih lama. Risalah pertemuan terbaru The Fed menunjukkan para pejabat bertekad untuk terus menaikkan suku sampai inflasi turun.

"[Kinerja Wall Street] minggu lalu lebih dari cukup untuk mengingatkan semua orang bahwa reli Januari tidak berarti volatilitas pasar saham telah hilang secara permanen," kata Chris Larkin, kepala perdagangan dan investasi di E-Trade dilansir CNBC International.

"Investor mulai memahami potensi suku bunga yang lebih tinggi dan bertahan lebih lama, dengan data inflasi Jumat yang lebih panas dari yang diantisipasi secara efektif mengkonfirmasi hal itu."

Di sisi data ekonomi, pesanan barang tahan lama turun di bulan Januari karena konsumen menarik kembali pengeluaran untuk barang-barang mahal.

Pekan ini, hanya 6% dari konstituen S&P 500 yang akan melaporkan kinerja keuangan kuartal terakhir tahun lalu, tetapi investor tetap mencari wawasan tentang konsumen dengan beberapa pengecer besar, restoran, hingga perusahaan perjalanan dan hiburan serta perusahaan makanan. Target, Costco, Lowe's, dan Macy's adalah beberapa nama besar yang akan melaporkan pendapatan minggu ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Wall Street Berdarah-darah, IHSG Tumbang ke 6.700-an

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular