Fundamental Pundit

Sudah Akusisi MBZ, META Salim Group Tetap Tak Menarik?

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
28 February 2023 08:20
Meta
Foto: Ist
  • Salah satu tol milik META yang bisa digunakan untuk arus mudik lebaran adalah jalan tol Makassar (JTSE). Menjelang Hari Raya Idul Fitri sahamnya masih saja menurun.
  • Pada kuartal III 2022 META berhasil membukukan laba bersih dibandingkan kuartal III 2021 yang merugi. Hal ini karena meningkatnya pendapatan dan naiknya margin. 
  • META akuisisi 40% tol layang MBZ pada Oktober 2022. Dimana tol layang MBZ adalah salah satu jalur tol strategis di Indonesia yang memiliki peran penting dalam jaringan Jalan Tol Trans Jawa dengan volume lalu lintas yang terus tumbuh dari tahun ke tahun.

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham salah satu milik grup Salim yakni PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) terlihat masih melandai. Pada perdagangan Senin (27/2/2023) berada di Rp124. Dengan saham beredar 17,71 miliar dan market cap Rp2,20 triliun.

Diketahui META sudah listing di Bursa Efek Indonesia sejak 18 Juli 2001 dengan harga IPO Rp200.

Lalu bagaimana dengan valuasi META?

Valuasi

Bisa di lihat secara harga buku atau book value dan PBV META terbilang harganya di bawah harga wajarnya, alias murah.

Secara Gross Profit Margin (GPM) META memiliki margin yang cukup baik berada di 63,64%. Berarti keuntungan dari pendapatan dengan beban pokok pendapatan berada di angka tersebut. Net Profit Margin (NPM) META juga cukup baik dengan menghasilkan laba bersih 40,17%.

Kemudian Return On Equity (ROE) META cukup terbilang kurang baik, hanya berada di angka 3,28%. Hal ini menandakan bahwa kemampuan META dalam mengelola modal terhadap laba bersih kurang efisien, masih di bawah angka 8,32%.

Secara Return On Asset (ROA) META juga berada di angka yang kurang baik hanya di 1.29%. Hal ini menandakan bahwa kemampuan dalam mengelola aset terhadap laba bersih kurang efisien, masih di bawah angka 5,98%.

Selanjutnya secara Debt to Equity Ratio (DER) META berada di angka 123,42%. Ini angka yang cukup besar. DER yang terlalu tinggi mempunyai dampak buruk terhadap kinerja perusahaan, karena tingkat utang yang semakin tinggi menandakan beban bunga perusahaan akan semakin besar dan mengurangi keuntungan.

Dan secara Cash Ratio (CR) META berada di 72,23%. Angka ini tidak terlalu buruk, meski masih di bawah CR yang mana dengan standar 100%. Namun dalam membayar kewajiban dengan kas yang di miliki, META tidak terlalu buruk.

Lanjut melihat pertumbuhan laba secara tahunan.

Pendapatan dari 2017 ke 2020 meningkat tetapi anjlok di tahun 2021. Hal itu yang membuat laba bersih tahun berjalan menurun pada tahun 2021. Selain karena penurunan pendapatan, hal lain disebabkan oleh meningkatnya beban usaha dan beban lain-lain. Meskipun margin meningkat namun laba bersih META masih cukup tergerus karena kedua beban tersebut.

Diketahui pendapatan META berasal dari pendapatan tol, sewa, usaha kelistrikan, konstruksi, penjualan air bersih, jasa management.

Lanjut lagi melihat dari sisi pertumbuhan laba secara kuartal III 2022.

Secara laba bersih pada kuartal III 2022 meningkat dari periode sebelumnya. Hal ini karena meningkatnya pendapatan dan naiknya margin hingga 64.52%. Hal ini menandakan bahwa META berhasil melakukan efisiensi pada beban pokok penjualan terhadap pendapatan dan penjualannya. Selain itu beban lain-lain juga ikut menurun.

Investor juga perlu melihat track record pembagian dividen dari META.

Diketahui META terakhir membagikan dividen pada tahun 2020 sebesar Rp2, kemudian absen membagikan dividen pada tahun 2021 hingga tahun 2022 belum ada informasi pembagian dividen dari hasil laba buku tahun 2022.

Kompetitor

Dapat dilihat dari ketiga emiten, JSMR paling mahal secara BV dan PBV. Sehingga META masih termasuk saham undervalued. Namun secara PER sektoral justru META paling mahal dengan PER 25,12. Dimana untuk sektor jalan tol bisa terbilang murah jika PER di bawah 15.

Bisnis

META memainkan peran aktif dalam mempercepat pembangunan infrastruktur ekonomi di Indonesia.

Didirikan pada tahun 2006, NI memulai proyek pembangunan pertama di sektor Jalan Tol, dan memperluas portofolio ke banyak bidang sektor infrastruktur di Indonesia, meliputi Energi Terbarukan, Air Bersih, dan Pelabuhan Laut.

META melakukan investasi pada saham perusahaan yang bergerak dalam pengelolaan jalan tol (Tangerang dan Makassar), jasa pelabuhan, jasa telekomunikasi, perdagangan dan konstruksi. Perusahaan memulai kegiatan komersialnya pada tanggal 2 Januari 2000.

Dalam bisnis jalan tol, dikendalikan oleh salah satu unit usaha strategis yakni PT Margautama Nusantara (MUN). MUN adalah perusahaan induk dari 2 anak perusahaan, 1 perusahaan asosiasi, dan 1 anak perusahaan tidak langsung dalam pengelolaan jalan tol, yaitu PT BSD, PT BMN, PT JTSE, dan PT JLB.

MUN bekerjasama dengan Capital Advisor Partners Asia Pte Ltd (Cap Asia), sebuah perusahaan investasi swasta yang mengkhususkan diri di bidang penanaman modal di Asia Tenggara. Kerja sama Cap Asia ini melalui Infrastruktur CIIF Holdings Sdn Bhd (sebelumnya dikenal sebagai Robust Success Sdn Bhd). Kerjasama dengan Cap Asia akan memperkuat struktur modal MUN, dan diharapkan sinergi dan kinerja yang optimal bertujuan untuk meningkatkan kinerja NI.

Pengelolaan jalan tol:
- PT BINTARO SERPONG DAMAI (BSD) - COMMUTER ROAD
BSD adalah pemegang konsesi jalan tol 7.25 km yang menghubungkan Serpong dan Pondok Aren, Jakarta yang beroperasi sejak 2 Februari 1999. Sebuah Jalan Tol Utama yang secara signifikan mengurangi waktu perjalanan dan mengurai kemacetan lalu lintas bagi warga dan aktivitas bisnis di kedua daerah tersebut. MUN memiliki 66,68% kepemilikan saham di BSD.
- PT JAKARTA LINGKAR BARATSATU (JLB) - JAKARTA INTERNATIONAL AIRPORT TOLL ROAD
Sebagai perusahaan asosiasi dari MUN, JLB mengoperasikan jalan tol sepanjang 9,7 km yang menghubungkan Kebon Jeruk (Jakarta Barat) dengan Penjaringan (area Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng). MUN memiliki 25% kepemilikan saham di JLB.
- PT BOSOWA MARGA NUSANTARA (BMN) - HARBOUR ROAD
Berbasis di Makassar, Sulawesi Selatan, BMN merupakan pemegang konsesi ruas jalan tol yang membentang sepanjang 5.95 km dan menghubungkan Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar dengan AP Pettarani (jembatan layang Urip Sumoharjo). Jalan tol BMN juga terhubung secara strategis dengan jalan tol JTSE, sehingga membentuk jalan tol antarkota. MUN memiliki 98,53% kepemilikan saham di BMN.
- PT JALAN TOL SEKSI EMPAT (JTSE) - MAKASSAR INTERNATIONAL AIRPORT TOLL ROAD
BMN menguasai saham mayoritas JTSE (sebesar 99,39%), yang merupakan pemegang konsesi ruas Jalan Tol Seksi Empat di Makassar. JTSE memiliki ruas jalan tol sepanjang 11.57 km, dan terhubung dengan ruas jalan yang dioperasikan oleh BMN, mulai dari jembatan Tallo hingga simpang Mandai Makassar, dan menyediakan akses ke Bandara Internasional Sultan Hasanuddin.

Prospek Bisnis

Pada tanggal 22-23 April 2023 nanti adalah Hari Raya Idul Fitri 1443 H atau hari lebaran untuk umat islam di Indonesia. Biasanya hal ini akan mendorong sektor bisnis tol menopang pendapatannya. Salah satu tol milik META yang bisa digunakan untuk arus mudik lebaran adalah jalan tol Makassar (JTSE). 

JTSE memiliki ruas jalan tol sepanjang 11.57 km, dan terhubung dengan ruas jalan yang dioperasikan oleh BMN, mulai dari jembatan Tallo hingga simpang Mandai Makassar, dan menyediakan akses ke Bandara Internasional Sultan Hasanuddin.

Arus mudik 2023 diprediksi naik 2,8 persen dibandingkan dengan 2022 atau mencapai 2,21 juta kendaraan. Tak tertutup kemungkinan, pada tahun 2023 ini Indonesia bebas dari Covid-19. Seluruh aktivitas masyarakat kembali normal. Sehingga mudik lebaran di tahun 2023 diprediksi naik.

META mengakuisisi 40% saham tol MBZ pada Oktober 2022. Jalan layang MBZ merupakan salah satu jalur tol strategis di Indonesia yang memiliki peran penting dalam jaringan Jalan Tol Trans Jawa dengan volume lalu lintas yang terus tumbuh dari tahun ke tahun. Selain itu tol MBZ merupakan tol terpanjang di Indonesia dan menjadi jalan tol bertingkat (double decker motorway) yang pertama di Indonesia karena dibangun di atas Jalan tol Jakarta-Cikampek. Hal ini yang membuat management META incar pendapatan dua kali lipat.

Jadi saham META masih layak koleksi atau tidak?

Jika para investor menilai dari harga kewajaran, memang saham META terbilang murah dengan PBV 0,84. Dan pada laba bersih kuartal III 2022 sudah menunjukkan adanya peningkatan dibandingkan periode sebelumnya. Hal ini bisa menjadi daya tarik terhadap saham META.

Namun di sisi lain memang sayangnya tol yang dimiliki oleh META bukanlah tol yang sering dan banyak digunakan untuk para pemudik di saat momentum lebaran. Hal ini lah yang membuat management META mengatakan bahwa momentum Lebaran tidak terlalu berdampak banyak pada traffic mudik.

Namun menariknya META memiliki tol layang MBZ yang menjadi primadona META untuk meningkatkan pendapatan.

Mari tunggu hasil laporan keuangan kuartal IV 2022 yang bisa menjadi acuan layak atau tidaknya untuk di koleksi. Jika kinerja META lebih meningkat, apalagi setelah mengakuisisi tol layang MBZ, hal ini akan menjadi hal menarik bahwa tol layang MBZ bisa menopang pendapatan META.

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


(saw/saw)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Catat, Ini Jadwal Tender Offer META Terbaru

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular