Wamen Bumn Ajak 'Ngobrol' BEI Terkait IPO PHE, Bahas Apa Nih?

Zefanya Aprilia, CNBC Indonesia
Senin, 27/02/2023 08:15 WIB
Foto: Wakil Menteri BUMN Pahala Nugraha Mansury

Jakarta, CNBC Indonesia- Setelah Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) melantai di bursa, rencananya Pertamina Hulu Energi (PHE) juga akan menyusul. Hal ini merupakan upaya Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang terus mendorong anak perusahaan pelat merah untuk menggalang dana di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui Initial Public Offering (IPO).

Meskipun begitu, Wakil Menteri BUMN I Pahala Mansury menyebut pihaknya sedang mengkaji ulang IPO tersebut.

"PHE akan di-review," ujar Pahala saat ditemui di gedung BEI Jakarta, pekan lalu.


Pihaknya saat ini sedang berdiskusi dengan BEI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait batas minimal porsi saham yang dilepas ke publik. Ia meminta BEI untuk memberikan insentif IPO.

Insentif berupa batas saham IPO. "Memang, selama ini batasan dengan nilai minimum 10% ini harus didiskusikan," ucapnya.

Pasalnya, menurut Pahala, perusahaan pelat merah pada umumnya memiliki size yang besar. Misalnya, seperti Pertamina Hulu Energy (PHE).

"Perusahaan yang besar seperti PHE atau lainnya, kapitalisasinya 1% saja (saat IPO) sudah di atas nilai tertinggi IPO yang pernah ada," jelas Pahala.

"Ini nanti ke depan kita perlu diskusi mengenai bagaimana BUMN, anak usaha BUMN atau subholding yang sudah besar, karena kalau kita melihat pelaksanaan IPO adalah untuk membuka diri, transparan, lebih profesional dan melakukan penghimpunan dana untuk bisa melakukan pengembangan ke depan," sambung Pahala.

Mengingatkan saja, PGEO baru saja mencatatkan sahamnya di BEI. Anak usaha Pertamina ini sebelumnya menawarkan 10,35 miliar saham atau 25% dari modal ditempatkan dan disetor penuh.

Harga pelaksanaan Rp 875 per saham. Sehingga PGEO meraup emisi Rp 9,05 triliun.


(RCI/dhf)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Melantai di Bursa, Merry Riana Bangun Masa Depan Edukasi