Perang The Fed Belum Selesai, Tekanan Bagi Rupiah Makin Besar

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
Kamis, 23/02/2023 08:10 WIB
Foto: Petugas menghitung uang di tempat penukaran uang Luxury Valuta Perkasa, Blok M, Jakarta, Kamis, 21/7. Rupiah tertekan pada perdagangan Kamis (21/7/2022) (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah melemah tipis 0,1% melawan dolar Amerika Serikat (AS) Rabu kemarin, dan tekanan semakin besar pada perdagangan Kamis (23/2/2023). Penyebabnya, perang bank sentral AS (The Fed) melawan inflasi yang masih jauh dari kata selesai.

Hal tersebut tersurat dalam rilis notula rapat kebijakan moneter The Fed edisi terakhir. Para pejabat The Fed memang melihat inflasi mulai menurun tetapi masih perlu melihat banyak bukti agar pede tren tersebut berlanjut.

"Para anggota mencatat data inflasi dalam tiga bulan terakhir menunjukkan penurunan kenaikan harga secara bulanan, tetapi menekankan masih perlu bukti substansial yang menunjukkan inflasi turun lebih luas sehingga bisa yakin tren penurunan akan berlanjut," tulis notula tersebut sebagaimana dikutip CNBC International.


Para pejabat The Fed juga menegaskan periode kenaikan suku bunga masih perlu dilanjutkan. Pasca rilis tersebut, indeks dolar AS naik 0,4% yang berisiko menekan rupiah hari ini.

Secara teknikal, rupiah masih jauh di atas Rp 15.090/US$, yang akan menjadi kunci pergerakan.

Level tersebut merupakan Fibonacci Retracement 50%, yang ditarik dari titik terendah 24 Januari 2020 di Rp 13.565/US$ dan tertinggi 23 Maret 2020 di Rp 16.620/US$.

Rupiah yang disimbolkan USD/IDR juga bergerak di atas rerata pergerakan 200 hari (moving average 200/MA 200), yang memberikan tekanan lebih besar.

Indikator Stochastic pada grafik harian kini berada di wilayah jenuh beli (overbought) dalam waktu yang cukup lama.

Grafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Dengan stochastic berada di wilayah overbought, ruang penguatan rupiah tentunya lebih besar.

Support berada di kisaran Rp 15.150/US$ - Rp 15.130/US$, jika ditembus rupiah berpeluang menguat lebih jauh menuju level kunci psikologis Rp15.090/US$. Rupiah harus menembus konsisten ke bawah level tersebut untuk menguat lebih jauh di pekan ini.

Rupiah saat ini tertahan resisten di Rp 15.200/US$, jika kembali bergerak di atasnya, ada risiko pelemahan ke kisaran Rp 15.250/US$ hingga Rp 15.280/US$.

CNBC INDONESIA RESEARCH 

reseacrh@cnbcindonesia.com


(pap/pap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Rupiah Makin Perkasa, Tembus Rp16.190 per Dolar AS