CNBC Insight

Kisah Merpati: Bunuh Garuda, Jadi Penguasa Langit & Kini Mati

Market - MFakhriansyah, CNBC Indonesia
23 February 2023 09:04
Cover Insight, Merpati Air Foto: Cover Insight/ Merpati Air/ DETIKCOM

Jakarta, CNBC Indonesia - Pada Rabu (22/2/2023) Presiden Joko Widodo resmi menyatakan maskapai penerbangan Indonesia, Merpati Airlines, bubar. Keputusan ini menandai berakhirnya perjalanan panjang 61 tahun Merpati mengudara. Pilihan ini tentu menjadi ironi sebab maskapai ini sempat menjadi 'penguasa langit' di Indonesia. Lalu, bagaimana perjalanan Merpati dari masa kejayaan menuju kebangkrutan?

Cerita bermula pada enam dekade lalu. Mulanya pendirian Merpati ditunjukkan untuk mengisi kekosongan jalur udara ke wilayah-wilayah terpencil dan pedalaman. Sebab, pada saat itu pesawat yang dimiliki Garuda Indonesia Airways berukuran besar, sehingga tidak mampu mendarat di bandara yang masih minim fasilitas. Atas dasar ini Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) membangun Feeder Line (Jembatan Udara Antar Daerah) di Kalimantan yang resmi beroperasi pada 24 Januari 1959.  

Di tahun 1960-an pemerintah ingin membangun maskapai penerbangan sipil perintis, meneruskan apa yang ikut dirintis AURI tadi. Maka, berdasar Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 1962 tanggal 6 September 1962 berdirilah Penerbangan Serbaguna Merpati Nusantara yang selanjutnya disebut PN Merpati Nusantara.

"Beroperasi dengan pesawat kecil. Douglas DC-3 dan Twin Otter menjadi pesawat andalannya. Dari sini rute dapat diperluas ke seluruh negeri,"tulis R.E.G Davies dalam Airlines of the Jet Age: A History (2011). Mulanya, rute Merpati hanya Kalimantan, tetapi perlahan meluas hingga pedalaman Papua sejak 1 Januari 1963.

Menurut buku Garuda Indonesia: A Journey of Dedication (1994), perkembangan Merpati tidak terlepas dari tangan emas Garuda. Sejak Merpati berdiri, Garuda menyerahkan peluang penerbangan rute pedalaman dan permasalahan pelayanan sosial kepada Merpati. Akibatnya, maskapai baru ini dikenal cepat oleh masyarakat. Belakangan, kebijakan ini menjadi senjata makan tuan bagi Garuda. Pesatnya Merpati mengusik posisi Garuda. Dari sinilah terjadi persaingan antara keduanya.

Memasuki akhir 1960-an, bisnis penerbangan lokal semakin kompetitif. Meski saudara sekandung, Garuda dan Merpati sama-sama ingin menjadi juara. Merpati mencoba 'durhaka' kepada kakak kandungnya. Dari segi pesawat, Garuda terbukti menang karena seluruhnya berjenis jet. Namun, dari segi tarif dan ketepatan jadwal, Merpati menjadi nomor satu. Tarif Merpati lebih murah dan jadwalnya tepat waktu. Karenanya, masyarakat lebih memilih Merpati dibanding Garuda.

Sejak 1970-an, Merpati menjadi pilihan utama penerbangan ke Indonesia Timur, seperti Maluku, Nusa Tenggara dan khususnya di pedalaman Papua yang sulit infrastruktur. Tercatat ada 128 kota yang dilintasi Merpati. Pada saat itu pula, jumlah armada Merpati terus bertambah. Pemerintah Indonesia mengkredit pesawat Twin Otter seri 300 seharga 1 juta dolar dari Kanada sebanyak 20 buah pesawat. Pesawat itu menampung 20 penumpang. Selain jenis Twin Otter, Merpati juga menerbangkan Dakota DC-3.

Pada 1978, Garuda menjadikan Merpati sebagai anak perusahaan. Di tangan Garuda, Merpati dapat menerbangkan penggunaan mesin jet hingga mampu memperluas rute. Namun, kebijakan tersebut membuat Garuda tersaingi dan kalah. 

Hingga akhirnya pada April 1997, Garuda melepas dan mengizinkan Merpati untuk terbang tinggi secara mandiri. Sayang, pada saat sudah mandiri, Merpati gagal terbang. Setahun kemudian, Merpati menghadapi kebangkrutan karena kegagalan manajemen. Kondisi kian parah ketika muncul pesaing baru di sektor penerbangan perintis bernama Susi Air. Sejak saat itulah kondisi Merpati tak lagi sama. Sampai akhirnya dinyatakan pailit, bangkrut, dan berujung dibubarkan.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Ini Daftar BUMN 'Zombie' yang Dibubarkan Jokowi


(mfa/mfa)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading