Market Commentary

IHSG Jebol 1% lebih, 13 Saham Sempat ARB di Sesi I

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
22 February 2023 13:35
Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa saham terpantau ambles dan sempat menyentuh batas auto reject bawah (ARB) saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ambles 1,27% ke posisi 6.785,84 pada perdagangan sesi I Rabu (22/2/2023).

Hingga pukul 11:30 WIB atau penutupan perdagangan sesi I hari ini, setidaknya ada 13 saham yang ambles dan sudah menyentuh ARB.

Berikut saham-saham yang ambles parah dan sudah menyentuh ARB pada perdagangan sesi I hari ini.

EmitenKode SahamHarga TerakhirPerubahan Harga
Kalbe FarmaKLBF2.130-6,99%
Gaya Abadi SempurnaSLIS188-6,93%
PakuanUANG498-6,92%
Rukun RaharjaRAJA875-6,91%
Indo-Rama SyntheticsINDR4.890-6,86%
Asuransi Jiwa Sinarmas MSIGLIFE5.775-6,85%
Cakra Buana Resources EnergiCBRE68-6,85%
Sreeya Sewu IndonesiaSIPD1.305-6,79%
Jasnita TelekomindoJAST110-6,78%
Bintang Samudera Mandiri LinesBSML330-6,78%
Bank JagoARTO2.760-6,76%
Radana Bhaskara FinanceHDFA200-6,54%
Garda Tujuh BuanaGTBO144-6,49%

Sumber: Refinitiv

Saham emiten farmasi yakni PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) menjadi yang paling parah koreksinya, yakni ambruk hingga 6,99% ke posisi Rp 2.130/saham dan sudah mencetak ARB hingga akhir sesi I hari ini.

Berikutnya ada saham emiten produsen motor listrik dan sepeda listrik yakni PT Gaya Abadi Sempurna Tbk (SLIS) yang anjlok 6,93% ke posisi Rp 188/saham.

Padahal pada perdagangan kemarin, saham SLIS sempat melonjak nyaris 14%, ditopang oleh subsidi kendaraan listrik yang dapat dimulai pada Maret mendatang

Tak hanya itu saja, salah satu saham IPO 2023 yakni PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE) juga kembali masuk ke jajaran saham ARB hari ini, di mana saham CBRE ambles 6,85% menjadi Rp 68/saham.

Investor cenderung kembali khawatir di tengah memburuknya kembali sentimen global pada hari ini, di mana pasar global khawatir dengan inflasi yang "membandel" akan menyebabkan bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) mempertahankan suku bunga lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama, yang dapat menyebabkan ekonomi resesi.

Hal ini salah satunya karena data tenaga kerja AS yang masih cukup kuat. Sebelumnya, AS dilaporkan mampu menyerap 517.000 tenaga kerja di luar sektor pertanian, jauh lebih tinggi dari sebelumnya yakni 260.000 orang. Tingkat pengangguran pun turun menjadi 3,4% dan merupakan angka terendah sejak Mei 2969.

Kemudian, rata-rata upah per jam masih tumbuh 4,4% (year-on-year/yoy), lebih tinggi dari prediksi 4,3%.

Di sisi lain, tanda-tanda ekonomi AS makin solid tergambar pada pembacaan awal aktivitas manufaktur Februari 2023 yang naik ke angka 47,8. Posisi ini lebih tinggi dari bulan sebelumnya yakni 46,9 dan lebih tinggi dari ekspektasi 47,1.

Data aktivitas ini semakin melengkapi rilis data sebelumnya yang mengindikasikan bahwa ekonomi Paman Sam masih kuat. Dampaknya adalah kebijakan suku bunga The Fed.

Masalahnya, data-data yang positif ini membuat para pelaku pasar tidak tenang. Pasalnya ekonomi yang solid dipandang menjadi momentum bagus untuk terus menaikkan suku bunga dalam upaya menurunkan angka inflasi.

Goldman Sachs dan Bank of America memperkirakan masih akan ada tiga kenaikan suku bunga lagi masing-masing naik 25 basis poin (bp).

Selaras dengan Sachs, pasar kini melihat The Fed akan menaikkan suku bunga tiga kali lagi pada Maret, Mei dan Juni masing-masing sebesar 25 basis poin hingga menjadi 5,25% - 5,5%. Ini artinya pasar melihat suku bunga bisa lebih tinggi dari proyeksi yang diberikan The Fed 5% - 5,25%.

Para pelaku pasar saat ini fokus pada The Fed yang akan digelar pada Rabu waktu setempat dan dijadwalkan untuk merilis risalah dari pertemuan 31 Januari dan 1 Februari. The Fed berpotensi menaikkan suku bunga kembali sebesar 25 bp setelah pertemuan itu.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

(chd/chd)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation