Simak! Begini Ramalan BI Soal 'Momok Seram' di RI
Jakarta, CNBC Indonesia - Inflasi masih menjadi perhatian seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia. Bank Indonesia (BI) memperkirakan laju inflasi di tanah air akan kembali pada target sasaran 3% plus minus 1% pada Semester II-2023.
Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan, inflasi tahun 2022 yang mencapai 5,51% (year on year) didorong oleh inflasi inti yang menurun dan inflasi barang bergejolak yang terjaga.
Perkembangan inflasi tersebut, diklaim Perry sebagai dampak positif atas kebijakan moneter yang preemptive dan forward looking dalam pengendalian pergerakan ekonomi nasional, lewat pengendalian pangan di pemerintah pusat dan daerah.
"Ke depan Bank Indonesia meyakini inflasi inti akan tetap berada dalam kisaran 3% plus minus 1% pada Semester I dan IHK akan kembali 3% plus minus 1% pada Semester II-2023," jelas Perry.
"Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah untuk memastikan inflasi terkendali," kata Perry lagi.
Adapun inflasi global diperkirakan akan menurun, dipengaruhi adanya perlambatan ekonomi global dan perbaikan mata rantai pasokan global.
Meskipun masih tinggi seiring tingginya harga energi dan pangan, serta pasar tenaga kerja Amerika Serikat (AS) dan Eropa yang masih ketat, inflasi global diperkirakan akan melandai.
"Inflasi yang melandai mendorong negara maju suku bunganya diperkirakan masih tinggi," jelas Perry.
(cap/cap)