
Cerita Erick Laba BUMN Rp303 T, Hari Tua Pegawai Tak Terjamin

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri BUMN Erick Thohir tengah mencermati kondisi banyaknya dana pensiun (dapen) BUMN yang tengah sakit. Perhatian ini muncul ketika perfoma keuangan mayoritas BUMN sedang bagus-bagusnya.
Ia mengatakan, jika kondisi tersebut dibiarkan, maka hal ini akan membuat dapen BUMN ke depan tak mampu memberi manfaat untuk para pensiunan BUMN. Jika hal ini terjadi, akan menjadi kontradiktif.
"BUMN sudah kami perbaiki, tapi ke depan tidak ada jaminan pensiunan BUMN tidak mendapatkan manfaat (dana pensiun). Ini jadinya kontradiksi," terang Erick.
Asal tahu saja, hanya 35% dapen BUMN yang dikategorikan sehat. Sedang 65% sisanya sakit. "Ini sudah ada defisit yang sangat besar, Rp 9,8 triliun di 2021," imbuh Erick.
Oleh karena itu, Erick telah menyiapkan sejumlah langkah transformasi dapen BUMN. Salah satunya, cetak biru panduan investasi dapen.
"Februari-Maret ini sedang kami buat buku biru petunjuk teknis bagaimana pengelolaan dapen yang benar, jangan sampai investasi yang dilakukan dapen ini bodong lagi," terang Erick.
Kinerja BUMN Moncer
Erick pada kesempatan yang sama juga membeberkan hasil kinerja BUMN. Laba konsolidasi BUMN tumbuh signifikan. Pada 2022, laba konsolidasi tercatat Rp 303,7 triliun. Angka ini melesat 142,4% dibanding periode 2021 yang sebesar Rp 125 triliun.
"Itu merupakan hasil yang menggembirakan, tapi sekaligus tekanan," kata Erick.
Pasalnya, menurut Erick, selisih kenaikan laba konsolidasi itu sejalan dengan proses transformasi BUMN yang mencapai 75%. 'Kami khawatir, apakah sisa 25% ini nanti membuat pertumbuhan laba di 2023 ini masih bisa lebih tinggi atau tidak," imbuhnya.
Terlepas dari proyeksi tahun ini, pendapatan konsolidasi BUMN 2022 sebesar Rp 2.613 triliun. Perolehan ini naik 14% dibanding 2021, Rp 2.292 triliun.
Aset konsolidasi BUMN juga meningkat cukup signifikan, menjadi Rp 9.567 triliun dari sebelumnya Rp 8.978 triliun. Adapun ekuitas konsolidasinya sebesar Rp 3.150 triliun dari sebelumnya Rp 2.776 triliun.
"Kenaikan ekuitas itu merupakan efek dari banyaknya aksi korporasi yang dilakukan BUMN," tandas Erick.
(dhf/dhf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Duh! 65% Dapen BUMN Bermasalah, Erick Thohir Lakukan Ini
