Rusia Menggebrak Eropa, Harga Minyak Mentah Melesat 2% Lebih

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
13 February 2023 06:36
Oil facilities are seen on Lake Maracaibo in Cabimas, Venezuela January 29, 2019. REUTERS/Isaac Urrutia
Foto: Ilustrasi: Fasilitas minyak terlihat di Danau Maracaibo di Cabimas, Venezuela, 29 Januari 2019. REUTERS / Isaac Urrutia

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah dunia melesat 2% lebih Rusia berencana mengurangi produksi bulan depan.

Mengutip Refinitiv, pada perdagangan Jumat (10/2/2023) harga minyak Brent tercatat US$ 86,39 per barel, melesat 2,24% dibandingkan hari sebelumnya. Sedangkan jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) yang merupakan acuan AS ikut menguat 2,13% ke US$ 79,72 per barel.

Kenaikan tersebut masih berlanjut pada perdagangan Senin (13/2/2023). WTI dibuka di US$ 79,94/barel, sementara Brent di US$ 86,51/barel.

Penguatan pada hari terakhir perdagangan pekan ini datang setelah Rusia mengumumkan rencana untuk mengurangi produksi minyak bulan depan sebagai bentuk perlawanan kepada blok Barat yang memberlakukan batasan harga minyak mentah dan bahan bakar negara itu.

Rusia berencana untuk mengurangi produksi minyak mentahnya pada bulan Maret sebesar 500.000 barel per hari (bpd), atau sekitar 5% dari produksi saat ini, kata Wakil Perdana Menteri Alexander Novak.

Upaya menaikkan harga lewat pemotongan produksi menunjukkan bahwa pembatasan harga dan larangan Uni Eropa baru-baru ini terhadap produk minyak Rusia, yang mulai berlaku pada 5 Februari, dampaknya dialami oleh Rusia.

OPEC+ dikabarkan Reuters tidak merencanakan tindakan setelah Rusia mengumumkan pengurangan produksi minyak.

Meski menguat tajam pekan ini, kekhawatiran akan prospek ekonomi masih dapat menekan kinerja harga minyak mentah global, dengan lemahnya data permintaan dari China dan kekhawatiran terjadinya resesi di Amerika Serikat.

Selain itu, kenaikan klaim pengangguran mingguan AS dan persediaan minyak yang lebih tinggi juga membatasi kenaikan adalah.

Stok minyak mentah AS naik minggu lalu menjadi 455,1 juta barel, tertinggi sejak Juni 2021, menurut laporan Administrasi Informasi Energi (EIA) pertengahan pekan ini.

Sejumlah analis juga merevisi target harga minyak mentah tahun ini. Goldman Sachs menurunkan perkiraan harga Brent 2023 menjadi US$ 92 per barel dari US$ 98 dan perkiraan harga 2024 menjadi US$ 100 dari US$ 105.

 

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras) Next Article Ambyar! Perdagangan Pertama 2023 Harga Minyak Longsor 4%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular