
Hati-hati Gocek Samba, IHSG Bisa Merah Lagi

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,62% ke level di 6.897,36 pada penutupan perdagangan Kamis (09/02/2023).
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI) sebanyak 215 saham melemah, 202 saham mengalami kenaikan, dan 215 saham lainnya mendatar.Nilai transaksi mencapai Rp 10,20triliundengan melibatkan lebih dari36,58miliar transaksi saham.
Berdasarkan data Refinitiv, tujuh dari total sektor melemah. Sektor konsumen primer menjadi yang paling merugikan indeks dengan penurunan 2% lebih.
Sementara itu, sektor utilitas dan finansial terpantau menjadi sektor penahan koreksi IHSG.
Merosotnya indeks pada penutupan kali ini tak lepas dari berjatuhannya saham-saham raksasa. Saham PTGojek TokopediaTbk(GOTO) hadir sebagailaggardutama setelah mengurangi indeks 15,19 usai tiba-tiba anjlok hingga batas auto reject bawah (ARB) 6,67% setengah jam sebelum penutupan pasar.
Saham PT Telkom Indonesia Tbk(TLKM) berada di posisi laggard kedua setelah mengurangi indeks 8,53 poin. Berikutnya, saham PT Astra International Tbk(ASII) mengurangi poin IHSGsebanyak 5,87, dilanjutkan Merdeka Copper dan Elang Mahkota yang sama-sama mengurangi 3,2 poin.
Pergerakan IHSGhari ini juga tak lepas dari sentimen negatif, salah satunya pelemahanrupiah. Pada penutupan perdagangan hari ini rupiah melemah 0,03% menjadi Rp 15.090.
Sejatinya, ada kabar positf terkait rilisdata survei penjualan ritel untuk Desember 2022 pada Rabu kemarin.
Pada Desember 2022, pertumbuhan penjualan eceran secara tahunan tetap tumbuh positif. Indeks Penjualan Riil (IPR) Desember 2022 tercatat tumbuh 0,7% (yoy), meski lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya yang sebesar 1,3% (yoy
Secara tahunan, kinerja penjualan eceran diprakirakan meningkat pada Januari 2023. Hal tersebut tecermin dari IPR Januari 2023 sebesar 213,2, atau tumbuh 1,7% (yoy).
Rilis data tersebut lebih rendah dibandingkan 'ramalan' yang dihimpun Tradingeconomics, data penjualan eceran RI diproyeksi tumbuh 3,0% secara tahunan (yoy) dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar 1,3%.
Hari ini, investor akan menunggu sejumlah data makro, mulai dari tingkat inflasi tahunan China per Januari 2023 hingga pertumbuhan ekonomi Britania Raya pada kuartal IV 2022.
Analisis Teknikal
![]() Teknikal |
IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu harian (daily) dan menggunakan indikator Fibonacci retracement untuk mencari resistance dan support terdekat.
Pada Kamis kemarin, IHSG ditutup dengan lilin (candle) merah yang besar usai merosot tiba-tiba di sesi II. Penurunan tajam tersebut sekaligus membuat IHSG menembus sejumlah support, termasuk level psikologis 6.900.
Level psikologis tersebut saat ini kembali menjadi resistance terdekat IHSG.
Sedangkan, pada hari ini akan kembali menguji support berupa garis fibo 78,6% (6.870,78). Di dekat garis tersebut ada demand zone di level 6.868.
Apabila tertembus, level support selanjutnya pada 6.815.
Dalam periode yang lebih panjang, IHSG sejatinya masih membentuk pola inverse head and shoulders (IHNS). Namun, pola ini masih menunggu konfirmasi selanjutnya.
Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lainnya, yaituRelative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.
RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.
Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Adapun, Posisi RSI ditutup ke 55,29. Dengan ini, level 60-an menjadi sinyal pembalikan IHSG sejak Oktober lalu.
Sedangkan, dilihat dari indikator lain yaitu Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis MA 12 berada di atas MA 26.
Melihat data di atas, pada perdagangan hari ini, IHSG berpeluang bergerak mixed dan cenderung terkoreksi seiring investor masih berusaha keluar dari laggard IHSG pada Kamis kemarin (saham GOTO). Level support terdekat di 6.868-6.815, sedangkan resistance di 6.900.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dua Hari di Zona Merah, IHSG Kembali Menguat