Analisis Teknikal

Bak Erling Haaland, IHSG Berpeluang Cetak Hattrick

Putra, CNBC Indonesia
03 February 2023 06:05
Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil ditutup menguat 0,41% ke 6.890,57 pada Kamis (2/2/2023). Berkat kenaikan selama dua hari terakhir, IHSG kembali menatap level psikologis 6.900.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada Kamis, nilai transaksi IHSG mencapai Rp10,13 triliun dan volume perdagangan 22,94 miliar saham.

Sebanyak 295 saham naik, 237 turun, dan sisanya sebanyak 185 saham stagnan.

Kendati menguat, investor asing melakukan penjualan bersih (net sell) sebesar Rp255,09 miliar di pasar reguler.

Nama-nama besar seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) hingga PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menjadi sasaran aksi lego investor.

BBRI mengalami net sell terbesar pada Kamis, sebesar Rp153,5 miliar, sedangkan BBCA Rp100,2 miliar. Kedua saham tersebut masing-masing turun 1,71% dan 0,59%, menjadi pemberat IHSG kemarin.

Namun, kenaikan IHSG ditopang oleh raksasa teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) yang melejit 9,73%.

Selain itu, saham bank digital PT Bank Jago Tbk (ARTO) yang punya market cap Rp49,88 triliun juga menjadi penopang IHSG, dengan lonjakan harga 12,85%.

Selain GOTO dan ARTO, kenaikan saham big cap lainnya, macam Chandra Asri (TPIA) sebesar 2,19% dan Unilever (UNVR) 2,16%, ikut menjadi pendorong indeks.

Untuk perdagangan hari ini, secara sentimen, pasar masih akan mencerna pengumuman suku bunga oleh bank sentral negara utama dan juga sejumlah data ekonomi makro, termasuk data ketenagakerjaan dari Amerika Serikat (AS).

Peluang apresiasi IHSG sebanyak tiga kali beruntun alias Hattrick masih terbuka untuk perdagangan hari ini.

Analisis Teknikal

JakartaFoto: Teknikal
Jakarta

IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu harian (daily) dan menggunakan indikator Bollinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).

Selain itu, digunakan pula indicator Fibonacci retracement untuk mencari resistance dan support terdekat.

Pada Kamis kemarin, IHSG mencoba melewati level fibo 38,2% (6.873,6).

Namun, IHSG masih dalam pola rectangle yang menandakan konsolidasi sejenak alias sideways setelah dalam tren penguatan jangka pendek sejak 12 Januari 2023.

Sejauh pola ini tidak koyak, IHSG berpotensi menguji batas atas pola rectangle di level 6.930.

Kemudian, pita atas BB (6.974) kembali menjadi resistance selanjutnya.

Support terdekat buat IHSG terlihat pada level fibo 23,6% (6.753) yang merupakan demand zone.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain, yaituRelative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Posisi RSI ditutup naik ke 57,45.

Sedangkan, dilihat dari indikator lain yaitu Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis MA 26 berada di atas MA 12 dan perlahan bergerak ke area overbought.

Karena itu, pada perdagangan Jumat, IHSG dalam jangka pendek berpeluang kembali menguat wajar di area konsolidasi dengan menguji level resistance terdekat 6.900-6.930. Support terdekat untuk IHSG berada di 6.818-6.767.


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dua Hari di Zona Merah, IHSG Kembali Menguat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular