
The Fed Kerek Bunga 25 Bps, IHSG Siap Tembus 6.900!

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,34% ke level 6.862,26 pada Rabu (1/2/2023). Indeks sukses rebound seiring masuknya kembali dana investor asing.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), asing melakukan pembelian bersih (net buy) Rp179,44 miliar di pasar reguler pada Selasa. Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menjadi yang paling banyak diborong asing, mencapai Rp268,1 miliar.
Pada Rabu, Sebanyak 283 saham menguat, 220 terkoreksi, dan 220 stagnan.
Sentimen pengumuman suku bunga oleh bank sentral negara utama bakal menjadi perhatian pelaku pasar hari ini.
Pada Kamis dini hari tadi waktu Indonesia, bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed mengumumkan kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,5% - 4,75%. Ini sesuai dengan perkiraan pasar sekaligus kenaikan terkecil sejak Maret lalu, mengacu pada polling yang dikutip Trading Economics.
Selain itu, pelaku pasar juga sedang menanti kebijakan suku bunga teranyar bank sentral Eropa (Europe Central Bank/ECB), dan bank sentral Inggris (Bank of England/BoE), pada Kamis malam waktu Indonesia.
ECB dan BoE diprediksi akan kembali menaikkan suku bunga acuannya sebesar 50 basis poin, berdasarkan polling dari Trading Economics.
Dalam beberapa waktu ke depan, pelaporan kinerja keuangan tahun penuh 2022 oleh emiten, termasuk BBRI pada tengah pekan depan, juga menjadi sentimen buat pasar saham domestik.
Analis Teknikal
IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu harian (daily) dan menggunakan indikator Bollinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).
Selain itu, digunakan pula indicator Fibonacci retracement untuk mencari resistance dan support terdekat.
Pada Rabu, IHSG gagal ditutup melewati level Fibo 38,2% (6.874) yang menjadi resistance terdekat. Selain itu, indeks juga belum mampu mendekati BB atas (6.964) yang berarti masih menjadi resistance selanjutnya.
![]() Foto: Refinitiv |
Namun, IHSG masih dalam pola rectangle yang menandakan konsolidasi sejenak setelah dalam tren penguatan jangka pendek sejak 12 Januari 2023.
Sejauh pola ini tidak dijebol, IHSG masih berpotensi menguji level fibo 38,2% dan batas atas pola rectangle di level 6.931 untuk menentukan arah selanjutnya.
Adapun, support terdekat buat IHSG terlihat pada level fibo 23,6% (6.755) yang merupakan demand zone.
Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain, yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.
RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.
Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Posisi RSI ditutup naik 54,98, setelah sempat turun ke 52,93 pada Selasa.
Sedangkan, dilihat dari indikator lain yaitu Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis MA 26 berada di atas MA 12 dan sedang bergerak ke area overbought.
Melihat hal di atas, IHSG dalam jangka pendek berpeluang menguat terbatas di area konsolidasi dengan menguji level resistance terdekat 6.874-6.931.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(trp/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Duh! IHSG Kasi Sinyal Potensi Merah Lagi Nih