
Urgensi Digitalisasi UMKM, Mudahkan Naik Kelas?

Jakarta, CNBC Indonesia- President and CEO Accion Michael Schlein mengatakan transformasi digital di Indonesia sudah berjalan dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan adanya pembayaran melalui kode QR yang mempercepat sistem pembayaran.
"Kami adalah investor global yang mencoba mempercepat beberapa tren ini. Dan kami sangat senang dengan apa yang terjadi di Indonesia. Mungkin ada banyak contoh di seluruh dunia, tetapi ini terjadi di sini (Indonesia)," kata dia dalam BRI Microfinance Outlook 2023 di Jakarta, Kamis (26/1/2023).
Khusus kaitannya dengan segmen usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), dia menjelaskan, adopsi teknologi digital akan membuat bisnis dijalankan dengan lebih transparan khususnya dalam pembukuan. Di samping itu, penjualan lebih terukur dan mudah mengakses layanan keuangan digital.
Schlein mencontohkan dampak semacam itu telah terjadi dalam ekosistem platform transportasi online yang ada di Indonesia. Di mana layanan ini mempermudah konsumen dan perusahaan dalam hal transparansi transaksi.
Oleh karena itu, lanjut dia, adopsi digital dari UMKM mempermudah lembaga keuangan formal membuat produk yang sesuai bagi kebutuhan mereka.
"Kami bisa melihat pengeluaran Anda dan kami bisa merancang produk dan layanan yang tepat untuk Anda. Itulah yang menarik dari revolusi digital," tegasnya.
Produk dan akses layanan keuangan yang tepat tentunya akan sangat membantu UMKM untuk mengembangkan usahanya. Digitalisasi diyakini akan memudahkan penerapan dan pengembangannya.
Seperti yang disampaikan oleh Direktur Bisnis Mikro PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), Supari. Dirinya menyebut BRI memiliki platform digital yang sudah lulus uji.
"Kita punya platform yang sudah diuji selaa 3 tahun dengan keluaran yang sangat bagus, dan bisa kita ukur. Keluaran seperti UMKM naik kelas. Juga berupa risk management. Karena di situ juga ada self assessment UMKM naik kelas. Kita bisa ikuti, dari kecepatan itu adalah sebuah risiko yang bisa kita ukur dan absorb ke depannya," terangnya.
Namun demikian, digitalisasi tentunya membutuhkan literasi, agar pelaku UMKM bisa memaksimalkan platform digital dan jauh dari risiko fraud.
Supari mengatakan, kecenderungan kebutuhan akan literasi digital semakin banyak dan diperlukan modul-modul pembelajaran yang sesuai dengan karakter masing-masing usaha. BRI optimistis bisa melakukan literasi kepada UMKM dan masyarakat dengan adanya dukungan sumber daya manusia yang masif, mencapai 71 ribu tenaga pemasar pascaholding ultra mikro hadir.
"Tugas kita adalah meningkatkan kapabilitas untuk pemberdayaan kepada mereka. Barangkali Mantri bisa menjadi prototype untuk bagaimana meningkatkan kapabilitas tenaga pemasar di PMN dan Pegadaian. Dalam wadah Brigade Madani mereka ada aktvitas belajar Bersama," terang Supari.
"Kita ada target tahun ini mestinya seluruh tenaga pemasar yang jadi ujung tombak literasi punya kapasitas yang sama," tegasnya.
(bul/bul)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Peluang RI Resesi Rendah, Bos BRI: Kita tidak Boleh Gegabah
