Duh! Bos BI Bawa Kabar Buruk Soal Dunia, RI Wajib Siaga

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
26 January 2023 08:46
Pengumuman Hasil RDG Bulanan Bulan januari 2023 dengan Cakupan Tahunan. (CNBC Indonesia/Cantika Dinda)
Foto: Pengumuman Hasil RDG Bulanan Bulan januari 2023 dengan Cakupan Tahunan. (CNBC Indonesia/Cantika Dinda)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) membawa kabar buruk mengenai kondisi dunia. Sederet negara diperkirakan jatuh ke jurang resesi dan ekonomi dunia diramal melambat.

"Kita melihat ekonomi global melambat, perkiraan pertumbuhan ekonomi direvisi dari 2,6% menjadi 2,3%," ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Annual Investment Forum 2023, Kamis (26/1/2023)

Global Challenges Bank IndonesiaFoto: Global Challenges Bank Indonesia
Global Challenges Bank Indonesia

Amerika Serikat (AS), Inggris dan Eropa adalah dua di antara banyak negara yang akan mengalami resesi. China yang juga pendorong pertumbuhan ekonomi dunia, juga belum mampu bangkit meskipun tidak ada lagi penguncian daerah akibat penyebaran covid-19.

"China masih terlalu lemah meskipun sudah mulai membuka penguncian," jelasnya.

Pasar keuangan juga dihadapkan pada tingginya ketidakpastian. Negara maju seperti AS, Inggris dan Eropa memacu kenaikan suku bunga acuan untuk meredam gejolak inflasi.

Perry memperkirakan suku bunga acuan AS akan terus naik sampai ke level 5,5%, pada semester I 2023."Inilah mengapa kami masih menghadapi tingkat bunga yang lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama," kata Perry.

Global Challenges Bank IndonesiaFoto: Global Challenges Bank Indonesia
Global Challenges Bank Indonesia

Hal ini membuat aliran modal keluar dari negara berkembang seperti Indonesia. BI sudah menaikkan suku bunga acuan sejak Agustus sebanyak 225 bps hingga Januari 2023 menjadi 5,75%.

"Apakah suku bunga kebijakan sudah cukup? kami memiliki cadangan devisa yang cukup dan juga inovasi untuk menjaga stabilitas domestik kami melawan ketidakpastian dan volatilitas global," tegas Perry.


(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Anjlok US$1,4 M, Cadangan Devisa Indonesia Kini US$130,8 M

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular