Pimpinan Pondok Pesantren Jual Saham Rp 570 M, Ada Apa?

Feri Sandria, CNBC Indonesia
Jumat, 20/01/2023 07:20 WIB
Foto: Dok Berkah Beton Sedaya, BEBS

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Berkah Global Investama (BGI) yang merupakan pengendali dari emiten material Berkah Beton Sadaya (BEBS) mengumumkan pelepasan 804,45 juta saham atau setara dengan kepemilikan 1,79% saham BEBS. Pelepasan itu dilakukan dalam enam sejak hari pertama perdagangan tahun ini, 2 Januari 2023 hingga terakhir awal pekan ini, 16 Januari 2023.

Berdasarkan pengumuman yang diterbitkan perusahaan lewat keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, BGI menyebut penjualan ini dilakukan dalam rangka divestasi.

BGI diketahui menjual saham 800 juta lebih saham BEBS di rentang harga Rp 680 hingga Rp 735 per saham. Secara total BGI memperoleh uang Rp 569,40 miliar dari penjualan saham tersebut.


BGI sendiri merupakan perusahaan yang nyaris secara eksklusif dimiliki oleh Zulfikar Mohammad Ali Indra yang berdasarkan prospektus IPO awal 2021 menggenggam hampir 35,40% saham BEBS setalah pencatatan awal di bursa. Zulfikar juga tercatat sebagai pemegang manfaat terakhir BEBS dan menjabat sebagai komisaris perusahaan kala BEBS IPO, namun kini sudah tidak lagi menjabat.

Zulfikar sendiri diketahui merupakan Wakil Pimpinan Pondok Pesantren Al Ihya yang berbasis di Subang, Jawa Barat. Pria kelahiran Jember 50 tahun lalu merupakan lulusan Ilmu Syariah Universitas Al Azhar.

Saat ini saham perdagangan saham BEBS sedang ditangguhkan oleh BEI. Otoritas bursa menyebut penghentian sementara ini dilakukan "dalam rangka menjaga perdagangan efek yang teratur."

Tidak disebutkan alasan lainnya mengapa saham ini terkena suspensi. Sebelumnya saham BEBS sempat menguat ribuan persen pasca IPO dan membuat para pemiliknya kaya raya. Pada hari pertama melantai di bursa, emiten ini memiliki valuasi hanya Rp 900 miliar. Pada harga tertingginya perusahaan sempat memiliki kapitalisasi pasar hingga Rp 65,25 triliun dan akhir tahun lalu melakukan pemecahan saham dengan rasio 1 banding 5.

Saat ini harga sahamnya telah turun signifikan, melemah 50% dalam setahun dengan kapitalisasi pasar saat ini tercatat Rp 26,78 triliun. Meski demikian saham ini masih tergolong mahal secara valuasi karena diperdagangkan nyaris 34 kali (PBV) harga buku dan 134 kali (PER) laba per saham dasar.

Dalam sembilan bulan pertama tahun lalu, perusahaan mencatatkan pendapatan Rp 632,66 miliar dan laba bersih Rp 150,16 miliar.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(fsd/fsd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat