Dolar AS Ambrol! Rupiah Bisa Tembus Rp 15.200/US$?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
13 January 2023 08:30
Petugas menghitung uang  dolar di tempat penukaran uang Dolarindo, Melawai, Blok M, Jakarta, Senin, (7/11/ 2022)
Foto: Ilustrasi Dolar dan Rupiah. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah sekali lagi menguat tajam melawan dolar Amerika Serikat (AS) Kamis kemarin, dan berpeluang berlanjut pada perdagangan Jumat (13/1/2023). Sebabnya indeks dolar AS jeblok 0,91% ke 102,24 yang merupakan level terendah sejak Juni 2022.

Jebloknya indeks dolar AS terjadi pasca rilis data inflasi. Inflasi berdasarkan consumer price index (CPI) di AS pada Desember 2022 dilaporkan tumbuh 6,5% year-on-year (yoy), jauh lebih rendah dari sebelumnya 7,1%. CPI tersebut juga menjadi yang terendah sejak Oktober 2021.

CPI inti yang tidak memasukkan sektor energi dan makanan dalam perhitungan juga turun menjadi 5,7% dari sebelumnya 6%, dan berada di level terendah sejak Desember 2021.

Rilis tersebut membuat pelaku pasar semakin yakin The Fed akan mengendurkan laju kenaikan suku bunganya dan bisa dipangkas lagi pada akhir 2023.

Secara teknikal, sukses menembus ke bawah Rp 15.450/US$, yang akan menjadi kunci pergerakan. Selama bertahan di bawahnya, ke depannya rupiah bisa terus menguat menuju Rp 15.100/US$.

Level tersebut merupakan Fibonacci Retracement 38,2%, yang ditarik dari titik terendah 24 Januari 2020 di Rp 13.565/US$ dan tertinggi 23 Maret 2020 di Rp 16.620/US$.

Selain itu, rupiah yang disimbolkan USD/IDR sukses kembali ke bawah rerata pergerakan 50 hari (moving average 50/MA 50) dan MA 100 yang tentunya memberikan peluang penguatan lebih lanjut.

Indikator Stochastic pada grafik harian mulai bergerak turun dan mulai masuk wilayah jenuh jual (oversold).

idrGrafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv 

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Stochastic yang belum mencapai jenuh jual memberikan ruang penguatan rupiah yang lebih besar.

Level psikologis Rp 15.300/US$ akan menjadi support yang akan menahan penguatan rupiah. Jika mampu ditembus, rupiah berpeluang menguat ke Rp 15.260/US$ sebelum menuju Rp 15.200/US$.

Sementara selama tertahan di atas support, ada risiko rupiah melemah ke Rp 15.400/US$ yang merupakan MA 100.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Dari China Bakal Hadang Rupiah ke Bawah Rp 15.000/US$?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular