5 Menit Jelang Tutup IHSG Ditarik Terbang, Sama Siapa?
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di penutupan sesi I Kamis (12/01/23) ditutup menguat. Tak hanya itu, indeks bahkan naik lebih dari satu persen jelang rilis data inflasi Amerika Serikat.
IHSG ditutup di level 6.653,99 atau naik 1,06%. Sepanjang perdagangan, indeks sempat melaju lebih jauh mencapai titik tertinggi tepatnya pada 6.661,95.
Kenaikan ini tak lepas dari banyaknya saham yang terapresiasi. Tercatat 316 saham menguat, 222 terkoreksi dan 151 lainnya jalan ditempat.
Perdagangan kali ini melibatkan 12 miliar saham dengan frekuensi transaksi sekitar 823 kali. Lebih lanjut, nilai perdagangan hingga akhir sesi I mencapai Rp 7,4 triliun.
Sektor perbankan finansial menjadi sektor paling optimis kali ini. Lagi-lagi IHSG ditopang oleh kenaikan empat bank dengan kapitalisasi jumbo, khususnya Bank Mandiri yang mencatatkan pertumbuhan fantastis sebesar 4,75%. Terlebih, Bank Mandiri juga menjadi saham dengan nilai perdagangan terbesar mencapai Rp 505 miliar.
Tak sampai disitu saja, beberapa saham besar juga terpantau berhasil rebound hari ini. Astra International naik 2,39%, menghentikan pelemahan selama tiga hari beruntun. Senada, Gojek Tokopedia juga terpantau berkontribusi sebesar 5,77 indeks poin terhadap IHSG.
IHSG bergerak selaras dengan bursa acuan negeri paman sam, Amerika Serikat (AS) yang kompak ditutup positif pada perdagangan semalam (11/01/23). Memberikan angin segar terhadap gerak IHSG.
Saat ini, para pelaku pasar sedang menanti pengumuman data inflasi AS untuk Desember yang akan dirilis pukul 20.30 WIB nanti. Laju inflasi tersebut akan sangat menentukan arah kebijakan bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) ke depan.
Konsensus pasar menunjukkan inflasi akan melandai menjadi 6,4-6,5% year on year (yoy) pada Desember dari 7,1% yoy pada November 2022.
Ketua Federal Reserve Jerome Powell menghindari membuat komentar tentang prospek kebijakan moneter dalam pidatonya pada hari Selasa.
Alih-alih, Powell menyebutkan bahwa "memulihkan stabilitas harga ketika inflasi tinggi mungkin memerlukan langkah-langkah yang kurang populer dalam jangka pendek karena kami menaikkan suku bunga untuk menahan pertumbuhan ekonomi."
Selain itu, Gubernur Fed Michelle Bowman mengatakan bank sentral memiliki lebih banyak misi yang harus emban untuk mengekang inflasi, mencatat bahwa diperlukan lebih banyak kenaikan suku bunga.
(Muhammad Azwar/ayh)