Ulah Asing Bikin Empat Saham Perbankan Big Cap Ambruk Lagi

M Malik Haknuh, CNBC Indonesia
Rabu, 11/01/2023 08:01 WIB
Foto: Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (23/11/2022). IHSG ditutup menguat 0,33 persen atau 23,53 poin ke 7.054,12 pada akhir perdagangan, sebanyak 249 saham menguat, 255 saham melemah, dan 199 saham stagnan. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) lagi-lagi memperlihatkan kelesuannya kembali di awal tahun baru ini. Di tengah investor asing maupun domestik yang tidak pernah surut untuk terus melepaskan kepemilikannya di pasar saham Indonesia ini.

Pada penutupan perdagangan Selasa kemarin (10/01/2023), IHSG ditutup dengan penurunan 0,98% ke level 6.622,49 setelah sempat mencapai harga tertinggi nya di level 6.690,22. Yang menciptakan nilai transaksi jumbo sebesar Rp 12,73 triliun.

Penurunan IHSG melibatkan 150 saham yang naik, 181 saham stagnan, dan didominasi saham yang turun sebanyak 382 emiten.


Investor asing ikut andil dalam penurunan IHSG kali ini, yang mana asing tercatat melakukan aksi jual bersih di seluruh pasar IHSG mencapai Rp 515,37 miliar dan lebih besar di pasar reguler dengan net sell Rp 578,92 miliar.

Hal yang wajar jika IHSG terkoreksi cukup agresif, setelah saham-saham penopang IHSG sendiri secara rata-rata ambruk seperti BBCA yang anjlok -3,25%, BBRI turun -3,49%, BBNI -3,06%, begitupun dengan BMRI yang turun -4,63%.

Sasaran net sell asing pun tak main-main, terlebih, asing masih gencar melepas 4 saham perbankan big cap yaitu BBCA, BBRI, BMRI, dan BBNI. Berikut rinciannya:

Bank Central Asia Tbk (BBCA) asing net sell Rp 188,13 miliar
Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) asing net sell Rp 209,01 miliar
Bank Mandiri Tbk (BMRI) asing net sell Rp 188,13 miliar
Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) asing net sell Rp 45,90 miliar

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: HGII Tebar Dividen Rp 4,5 M & Bidik Tambahan Pembangkit 100 MW