Pasca Tragedi Berdarah IHSG, Ini Info A1 Yang Bisa Bikin Cuan
Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa Asia-Pasifik ditutup melemah pada perdagangan Selasa (10/1/2023), di mana investor kembali khawatir bahwa resesi bakal terjadi pada tahun ini.
Hanya indeks Nikkei 225 Jepang dan KOSPI Korea Selatan yang ditutup di zona hijau pada hari ini. Nikkei menguat 0,78% ke posisi 26.175,6, sedangkan KOSPI naik tipis 0,05% ke 2.351,31.
Sementara sisanya ditutup di zona merah, termasuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang merosot 0,98% menjadi 6.622,5. Apakah IHSG akan segera membaik pada pekan ini? Yuk simak kabar emiten sebelum memulai perdagangan Rabu (11/1/2023).
Perusahaan Wine Lokal Listing, Harganya Bikin 'High'
PT Hatten Bali Tbk (WINE), perusahaan yang bergerak di bidang distribusi minuman beralkohol khususnya wine, hari ini resmi menjadi perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan melepas 678 juta saham atau setara 25,02% dari modal disetor dan ditempatkan penuh, dengan harga Rp 129 per saham.
Dalam debut perdananya, saham WINE langsung naik 17,05% dan dibuka pada Rp 170 dengan rentang harga pada hari ini Rp 147 hingga Rp 174. Frekuensi 3.604 kali dengan harga rata-rata Rp 151 dan market cap Rp 430,47 miliar.
Perseroan didirikan pada tahun 2000 dan merupakan pioneer wine di Indonesia maupun di Asia, yang berhasil membangun dan mempertahankan budidaya penanaman anggur lokal, maupun anggur internasional di lahan sendiri maupun mitra dengan petani setempat dan pembuatan wine yang sukses dengan diperkuat juga oleh banyak pengakuan internasional melalui penghargaan dari kompetisi wine yang diterima.
Sebelum IPO, saham Perseroan tercatat dimiliki Ida Bagus Rai Budarsa 50% dan PT Gotama Putra 50%. Ida Bagus Rai Budarsa atau Gus Rai, Presiden Direktur Perseroan menjelaskan, dengan
berkembangnya produk dan minat atas industry ini di Indonesia, langkah perusahaan masuk BEI melalui IPO adalah bagian dari strategi meningkatkan kapasitas pendanaan perusahaan dan tata kelola untuk lebih baik lagi.
"Kami optimis dengan prospek bisnis dan pertumbuhan pendapatan yang dijalankan perseroan saat ini terutama melihat trend masyarakat menengah atas untuk mengkonsumsi wine dan tingkat pertumbuhan jumlah kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang semakin besar," ungkap Gus Rai dalam keterangan resmi Selasa (10/1/2023).
Perseroan menunjuk PT NH Korindo Sekuritas Indonesia selaku penjamin pelaksana emisi efek, penjamin emisi efek dan Underwriter. Amir Suhendro Samirin - Direktur PT NH Korindo Sekuritas Indonesia yang merupakan Penjamin Pelaksana Emisi Efek yakin bahwa dengan dicatatkannya PT Hatten Bali Tbk akan memberikan warna tersendiri bagi industri pasar modal, dikarenakan belum ada perusahaan sejenis yang memproduksi wine dicatatkan di BEI.
Mendapatkan izin efektif dari Otoritas Jasa Keuangan pada tanggal 30 Desember 2022. Selama masa penawaran umum tanggal 03 - 06 Januari 2023, saham PT Hatten Bali Tbk mendapatkan minat yang cukup positif dari para investor dan seluruh saham yang ditawarkan dapat terserap dengan baik. Dari aksi korporasi ini, WINE akan menerima dana segar sebesar Rp 87,46 miliar dimana dana yang diraih perseroan dari IPO ini, utamanya akan digunakan sebagai modal kerja untuk pengembangan usaha.
Pengumuman! GGRM Setor Rp 7 T ke Anak Usaha, Buat Bangun Tol?
PT Gudang Garam Tbk (GGRM) kembali memberikan setoran modal kepada anak usaha. Kali ini giliran PT Surya Kerta Agung (SKA) yang mendapat setoran tersebut.
Berdasarkan keterbukaan informasi, Selasa (10/1/2023), setoran berupa 7 juta saham. Adapun nilai transaksinya mencapai Rp 7 triliun.
Belum ada penjelasan terkait rencana di balik setoran modal dalam keterbukaan informasi tersebut. Yang terang, SKA saat ini menjadi kendaraan investasi salah perusahaan rokok terbesar milik Susilo Wonowidjojo untuk masuk ke bisnis infrastruktur.
GGRM diketahui masuk ke bisnis pengelolaan jalan tol pada akhir tahun 2020 dengan mendirikan SKA. Anak usaha barunya ini kala itu disebut-sebut berencana membangun Tol Kediri-Tulungagung.
Berdasarkan keterangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), GGRM bersama dengan PT Suryaduta Investama masing-masing dengan kepemilikan saham 99,9% dan 0,1% atas SKA, memutuskan untuk melakukan penambahan modal dasar pada SKA.
Modal dasar SKA yang sebelumnya sebesar Rp 500 miliar dinaikkan menjadi Rp 3 triliun dan modal ditempatkan dan disetor yang awalnya sebesar Rp 500 miliar dinaikkan menjadi sebesar Rp 1 triliun atau sebanyak 1 juta saham dengan nilai nominal Rp 1 juta per saham.
Ini Dia Sosok Di balik Mendunianya Arak Bali Pemilik WINE
PT Hatten Bali Tbk dengan kode saham WINE hari ini (10/1/2023) resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan yang bergerak di bidang distribusi minuman beralkohol itu melepas 678 juta saham atau setara 25,02% dari modal disetor dan ditempatkan penuh, dengan harga Rp 129 per saham.
Melihat ke belakang, diketahui pendiri dan direktur perseroan, Ida Bagus Rai Budarsa memulai usaha minuman beralkohol pada tahun 1994. Pada saat itulah ia mulai menjual french Rosé wine (anggur putih), yang kini menjadi produk andalan perseroan. Ida merupakan putra dari I.B. Gotama, pendiri Dewi Sri (FA Udiyana) yakni pionir penyulingan anggur yang produk andalannya adalah arak dan brem bali.
Budarsa secara resmi mendirikan PT Hatten Bali pada tahun 2000. Mengikuti jejak ayahnya, Hatten Wines pun menjadi pioneer wine di Indonesia maupun di Asia. Budarsa telah dipilih sebagai founding member dari Asian Wine Producers Association, dan menerima penghargaan 'Wine Pioneer of Asia'.
Sementara itu, PT Hatten Bali Tbk juga berhasil membangun dan mempertahankan budidaya penanaman anggur lokal, maupun anggur internasional di lahan sendiri maupun mitra dengan petani setempat dan pembuatan wine yang sukses dengan diperkuat juga oleh banyak pengakuan internasional melalui penghargaan dari kompetisi wine yang diterima.
Produk yang dipasarkan perseroan merupakan produk yang dihasilkan oleh anak usahanya sendiri yaitu PT Arpan Bali Utama. Sama dengan PT Hatten Bali Tbk, pabrik minuman ini terletak di Sanur, Bali. Sementara perkebunan anggurnya terletak di Kabupaten Buleleng.
Namun tidak semua varietas anggur dapat ditanam di Bali, bahan baku juga diimpor dari Australia. Inilah yang kemudian menjadi merek Two Island. Hingga kini, PT Hatten Bali Tbk memiliki empat brand antara lain, Hatten, Two Island, Two Island Reserve dan Dragonfly.
Adapun Hatten merupakan produk wine dengan bahan baku anggur dari Bali baik dari kebun milik perseroan atau dari petani. Sedangkan Two Island, Two Island Reserve dan Dragonfly adalah wine dari bahan baku anggur yang diimpor dari Australia.
Wah, Bos Mandiri (BMRI) Nyerok Saham! Lagi Murah?
PT Bank Mandiri Tbk mengumumkan laporan perubahan kepemilikan saham. Kali ini, Direktur Commercial Banking PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Riduan kembali memborong saham perseroan.
Ia membeli saham BMRI sebanyak 17.900 lembar dengan harga Rp 9750 per lembar. Maka, nilai transaksi mencapai Rp 174,5 juta. Transaksi berlangsung pada Jumat (6/1/2023).
Dengan demikian, jumlah kepemilikan saham Riduan menjadi 1.999.900 lembar saham atau setara dengan 0,0042855% kepemilikan saham. Nilai ini bertambah dari yang sebelumnya 1.982.000 atau 0,0042471%.
"Status transaksi, investasi. Status kepemilikan saham langsung," ungkap Riduan, dikutip dari keterbukaan informasi, Selasa (10/1/2023).
Sebelumnya, Riduan memborong 40.000 lembar saham pada 28 Desember 2022 di harga Rp 9.900 per saham. Nilai transaksinya mencapai Rp 396 juta.
Awas, Saham WMUU & MORA Lagi Dipantau Bursa
Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan Bursa Efek Indonesia (BEI), Kristian Sihar Manullang menanggapi soal saham PT Widodo Makmur Unggas Tbk (WMUU) dan PT Mora Telematika Indonesia yang sudah berhari-hari ambles menyentuh auto reject bawah (ARB).
Kristian mengatakan bahwa pihaknya terus memantau dan siap melakukan pengawasan.
"Bursa melakukan pemantauan atas setiap transaksi perdagangan saham yang terjadi di bursa dan akan melakukan tindakan pengawasan apabila diperlukan," ujarnya kepada CNBC Indonesia, Selasa (10/1/2023).
Terpantau Hingga awal perdagangan sesi I Selasa (10/1/2022), saham emiten unggas yakni PT Widodo Makmur Unggas Tbk (WMUU) masih ambles dan lagi-lagi menyentuh batas ARB. Per pukul 09:44 WIB, saham WMUU ambles 6,9% ke posisi Rp 54/saham. Bahkan, saham WMUU kembali menyentuh ARB pagi hari ini.
Sementara itu, saham emiten menara telekomunikasi yakni PT Mora Telematika Indonesia Tbk (MORA) atau Moratelindo terpantau kembali ambles dan kembali sentuh batas ARB pada perdagangan sesi I hari ini.
Emiten Ini Borong Saham Komik Super Hero, DC Atau Marvel?
PT Digital Mediatama Maxima Tbk (DMMX) mengumumkan perubahan kepemilikan saham perseroan. Perseroan yang bergerak di bidang usaha jasa penyedia platform media digital itu mengumumkan perubahan kepemilikan saham terhadap PT Bumilangit Entertainment Corpora (BMC).
"Perseroan melakukan perubahan kepemilikan saham pada PT Bumilangit Entertainment Corpora menjadi 5,77% dengan nilai Rp.79.500.000 atau sebanyak 795 lembar saham," kata Direktur Utama PT Digital Mediatama Maxima Tbk, Budiasto Kusuma dikutip Selasa (10/1/2023).
Bumilangit sendiri adalah perusahaan berbasis properti intelektual yang mengelola koleksi karakter komik pahlawan terbesar di Asia dengan lebih dari 1.200 karakter dan cerita terkait yang ditampilkan dalam komik yang diterbitkan dalam tujuh puluh tahun terakhir di Indonesia. Bisnis Bumilangit meliputi Penerbitan Komik (Digital dan Cetak), Produksi Film dan Animasi serta Lisensi dan Merchandising.
BMC memiliki beberapa anak perusahaan. Di antaranya, Bumilangit Comic, Screenplay Bumilangit Produksi, dan Bumilangit Digital. Film 'Gundala' dan 'Sri Asih' merupakan film jebolan superhero modern Indonesia produksi Bumilangit.
Emiten Ini Garap 2 Bisnis Baru, Emang Nguntungin?
PT Kokoh Inti Arebama Tbk (KOIN) berencana menambah kegiatan usahanya di bidang konstruksi dan instalasi listrik. Rencana ini bahkan didukung oleh studi kelayakan yang sudah dilakukan oleh perseroan.
Dalam keterbukaan informasi, Selasa (10/1/2023), KOIN juga menyebutkan adanya permintaan dari pelanggan yang ada saat ini untuk melakukan penambahan kegiatan usaha yang akan dijalankan dengan menggunakan sumber daya yang dimiliki Perseroan secara lebih produktif dan efektif serta dapat meningkatkan pelayanan yang lebih maksimal kepada pelanggan yang ada.
"Dengan harga yang bersaing dan kinerja pelayanan yang maksimal diharapkan dapat memperoleh pelanggan baru, sehingga Perseroan secara perlahan memiliki captive market tersendiri diantara para pesaing," ungkap manajemen perseroan.
Untuk bidang usaha konstruksi bangunan gedung, Perseroan menawarkan melalui platform Mitraruma dan selama ini sudah dijalankan dalam hal menawarkan produk bahan bangunan yang sesuai dengan keinginan pelanggan.
Untuk meningkatkan persaingan, maka modernisasi yang telah diungkapkan akan menjadi faktor penting, sehingga Perseroan mempunyai kemampuan yang tidak hanya menangani distribusi produk dan bertindak sebagai online pemilik platform, tetapi juga menangani konstruksi proyek secara langsung tanpa pihak ketiga.
"Dengan penambahan kegiatan usaha diharapkan memberikan kontribusi yang positif bagi Perseroan. Tujuan jangka pendek Perseroan memperkuat ekosistem dan proses operasi dalam rangka meningkatkan pengalaman pelanggan serta tujuan jangka panjang Perseroan dapat melayani proyek-proyek nasional dalam hal proyek konstruksi yang sepenuhnya diselaraskan dengan platform Mitraruma. Integrasi antara offline dan online dapat menciptakan pengalaman yang menarik bagi pelanggan," rinci manajemen.
Adapun berdasarkan studi kelayakan yang dilakukan perseroan untuk dua lini bisnis baru tersebut diketahui,
Net Present Value (NPV) : 2.640.765.222
Internal Rate of Return (IRR) : 13,92%
Profitability Index (PI) : 1,11
Total NPV diperoleh dari hasil present value arus kas yang sudah mempertimbangkan tingkat risiko. Berdasarkan analisa, setelah adanya penambahan kegiatan usaha dibidang konstruksi dan instalasi listrik maka proyeksi arus kas inkremental nya bernilai positif.
IRR sebesar 13,92% menunjukkan bahwa aksi korporasi Perseroan dengan melakukan penambahan kegiatan usaha dianggap layak karena besaran IRR lebih tinggi dibandingkan tingkat diskonto.
Berdasarkan kajian evaluasi dan analisa keuangan serta proyeksi-proyeksi lainnya dengan syarat asumsi-asumsi yang telah ditetapkan dapat terpenuhi, maka dapat disimpulkan bahwa rencana penambahan kegiatan usaha yang akan dilaksanakan oleh Perseroan layak untuk dilakukan.
Gak Jago Kandang, Batavia Prosperindo (BPII) Jajah Singapura
PT Batavia Prosperindo Internasional Tbk (BPII) telah melakukan investasi 100% kepemilikan saham perseroan pada entitas anak Batavia Prosperindo Pte Ltd, Singapura dengan nilai investasi sebesar SGD 100 atau setara Rp 1.163.841.
Berdasarkan keterbukaan informasi, transaksi ini dilakukan pada 6 Januari 2023 dan Batavia Prosperindo Pte Ltd, Singapura bergerak dalam bidang usaha Other Holding Company dan Management Consultancy Services.
Akhir tahun lalu, BPII juga melakukan investasi 100% kepemilikan saham Perseroan pada entitas anak Strait Merchants Capital Pte Ltd, Singapura dengan jumlah nilai investasi sebesar USD 24.622 atau sekitar Rp 379,4 juta.
Menyusul aksi tersebut, SMC akan berubah nama menjadi Batavia Prosperity Pte Ltd (BP) dengan bidang usaha berupa other holding company dan management consultancy service.
Peningkatan jumlah investasi sebesar USD 28 juta ekuivalen sebesar Rp 431,45 miliar atau sebesar 20,40% dari total ekuitas konsolidasian perseroan per audit 31 Desember 2021.
"Jumlah Investasi Perseroan sehubungan dengan kepemilikan 100% saham Perseroan pada entitas anak BP menjadi Rp 431.83 miliar," ungkap Manajemen PT Batavia Prosperindo Tbk dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) ditulis Sabtu (24/12/2022).
Dia menambahkan, transaksi ini merupakan transaksi material yang dikecualikan karena dilakukan dengan Perusahaan Terkendali yang sahamnya dimiliki Perseroan paling sedikit 99 persen dari modal disetor perusahaan terkendali sesuai dengan POJK Nomor 17/POJK.04/2020.
Transaksi ini juga merupakan transaksi afiliasi yang dikecualikan karena dilakukan dengan perusahaan terkendali yang sahamnya dimiliki Perseroan paling sedikit 99 persen dari modal disetor Perusahaan Terkendali serta tidak mengandung benturan kepentingan sesuai dengan POJK Nomor 42/POJK.04/2020.
China Dekati Australia, Emiten Batu Bara RI Bakal Gigit Jari
China kembali mendekati batu bara Australia. China Energy Investment Corp dikabarkan telah melakukan pemesanan impor batu bara Australia, kesepakatan pertama sejak Beijing melonggarkan larangan tidak resmi yang diberlakukan atas impor batu bara dari Australia pada tahun 2020.
Dimas Wahyu Analis Bahana Sekuritas mengatakan untuk batubara, usai China membuka keran impor akan ada potensi penurunan ekspor ke China dari Indonesia. Menurutnya, emiten yang terpengaruh adalah yang porsi ekspor ke China besar.
"Overall harga coal masih berpeluang menguat karena curah hujan akan mengganggu produksi," prediksi Dimas kepada CNCB Indonesia, Selasa (10/1/2023).
Selain itu, peningkatan ekspor ke India diharapkan mampu meningkatkan perluasan pasar baru. Sedangkan untuk konsumsi dalam negeri diperkirakan masih cukup tinggi karena pasca pencabutan PPKM akan terjadi kembali geliat di dunia usaha yang akan membutuhkan energi besar.
"Jadi prospek emiten batu bara untuk tahun ini masih akan berkinerja positif namun kenaikkan harga coal tidak akan setinggi tahun 2022 lalu," pungkas Dimas.
Di sisi lain, Equity Analyts Pilarmas Investindo Sekuritas Desy Israhyanti melihat hal ini akan mengurangi porsi ekspor dalam negeri mengingat porsi ekspor Australia sebelumnya cukup besar atau 30% dari total pasokan.
"Ini tentunya akan mempengaruhi permintaan batu bara dalam negeri terutama bagi emiten dengan porsi ekspor besar terutama China. Namun, yang akan menopang tentu dari sisi harga acuan yang masih tinggi di mana dapat mempengaruhi ASP emiten batu bara," ungkap Desy.
Dia menambahkan apalagi sekarang ada skema BLU yang tentunya bisa menyesuaikan harga acuan yang sedang tinggi bagi emiten batu bara dalam negeri yang fokus penjualan di dalam negeri.
Senior Analis Pasar Keuangan dari DCFX Lukman Leong menyebut, pencabutan larangan import batubara dari China tentunya akan bisa menurunkan ekspor dari Indonesia. Namun Indonesia diperkirakan masih tetap akan menjadi eksportir terbesar ke China.
"Saya melihat perlambatan ekonomi dan resesi tahun ini yang akan membuat harga batubara turun akan menjadi kekuatiran yang lebih utama pada emiten batu bara," tegas Lukman.
Dia menegaskan, isu China akan menggangu tapi tidak sebesar dampaknya dibandingkan resesi.
Untuk diketahui, Australia adalah pemasok batu bara terbesar kedua China sebelum larangan tidak resmi, yang mulai berlaku saat hubungan diplomatik keduanya renggang pada 2020. Kargo batu bara yang dikirim dari Australia ke China, yang menyumbang hampir seperempat dari seluruh pasokan batu bara Australia pada 2019, turun menjadi hampir nol pada tahun 2021 dan 2022.
GOTO Borong Saham SLS, Perusahaan Apa?
PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mengumumkan transaksi afiliasi yang berlangsung pada Jumat (6/1/2023). Melalui transaksi ini, anak usaha perseroan, PT Paket Anak Bangsa mengambil alih PT Swift Logistics Solutions (SLS) yang juga dikendalikan oleh GOTO. Transaksi ini berlangsung pada Jumat (6/1/2023).
Hal itu dilakukan dengan, pemborongan saham SLS sebesar 441.758 saham oleh PAB. Transaksi ini mencapai nilai sebesar Rp 583,12 miliar. Nantinya dari penerbitan saham baru kepada PAB, SLS akan menerima agio saham yang merupakan selisih antara total nilai pengambilalihan SLS oleh PAB yang nilainya Rp583,12 miliar dengan total nilai nominal saham baru senilai Rp 441,75 miliar, yaitu sebesar Rp 141,36 miliar yang akan dicatatkan dalam laporan keuangan SLS.
Lebih lanjut, ia menjelaskan transaksi ini tidak merugikan keuangan perseroan.
Cimory Kantongi Investasi Strategis Rp 2 T dari Korporasi AS
General Atlantic resmi menyuntikkan dana US$ 130 juta atau Rp 2,02 triliun (kurs Rp 15.589/ US$) ke PT Cisarua Mountain Dairy Tbk. (CMRY) atau Cimory. Dengan demikian, perusahaan ekuitas asal Amerika Serikat (AS) tersebut resmi menjadi investor Cimory dengan kepemilikan saham 5.64%.
Cimory mengungkapkan kemitraan dengan General Atlantic dilakukan untuk mempercepat inisiatif pertumbuhannya, termasuk pengembangan produk baru dan inovasi produk, perluasan jaringan distribusi, pemasaran digital, dan upaya penentuan harga.
CEO Cimory Farell Sutantio menegaskan perusahaan menyambut baik General Atlantic sebagai mitra strategis Cimory.
"Sektor mendalam dan keahlian regional General Atlantic, dikombinasikan dengan kemampuan membangun perusahaan yang berdedikasi, akan membantu memberi Cimory kesempatan yang lebih besar untuk mengembangkan bisnis," tegas Farell, Selasa (10/1/2023).
Managing Director dan Head of India & Southeast Asia di General Atlantic Sandeep Naik menuturkan Cimory telah mengembangkan merek dan portofolio produk yang berbeda yang secara unik sesuai dengan kebutuhan konsumen lokal yang terus berkembang.
"Dengan pertumbuhan ekonomi yang menarik didorong dari Indonesia dan Asia Tenggara, Cimory memiliki peluang untuk memperluas portofolio produknya dan menjangkau konsumen baru," kata Sandeep.
Menurutnya, CEO Cimory dan tim sangat fokus pada inovasi, inklusi, dan ekspansi strategis. Oleh karena itu, pihaknya tertarik untuk memanfaatkan pengalaman General Atlantic selama puluhan tahun dalam membantu menumbuhkan merek konsumen, serta untuk mendukung inisiatif pertumbuhan yang menarik yang sudah berlangsung di Cimory.
Menurut Cimory, transaksi ini dibantu oleh Nomura Singapore Limited. General Atlantic saat ini memiliki lebih dari US$ 73 miliar aset dan lebih dari 215 profesional investasi yang berbasis di New York, Amsterdam, Beijing, Hong Kong, Jakarta, London, dan Mumbai.
(Zefanya Aprilia/ayh)