Analisis Teknikal

Sudah Longsor Parah, Bisa Gak Nih IHSG Hijau Nyantai?

Putra, CNBC Indonesia
11 January 2023 06:35
Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja pasar saham di awal tahun hancur lebur. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali terkoreksi tajam pada perdagangan kemarin, Selasa (10/1/2023).

IHSG ditutup drop 0,98% di 6.622,5 hingga perdagangan berakhir. Kondisi ini lebih baik dibandingkan dengan sesi I ketika IHSG drop lebih dari 1,5%.

Indeks mengalami rebound di sesi II. Namun mayoritas saham masih tertekan. Hingga perdagangan berakhir, ada 382 saham yang mengalami pelemahan termasuk saham-saham bank kakap.

Harga saham BBCA, BBRI, BMRI dan BBNI yang memiliki bobot terbesar untuk IHSG kompak melemah lebih dari 3% sampai berakhirnya perdagangan.

Kinerja IHSG senada dengan mayoritas indeks saham Asia yang juga berakhir di zona merah. Pelemahan IHSG masih lebih baik dibandingkan dengan indeks Straits Times yang drop 1,29%.

Dengan penutupan perdagangan hari ini, IHSG hanya terpaut tipis dengan posisi penutupan pada 2021 dan menyisakan return 1 tahun sebesar 1,04%.

Setelah mengalami penurunan yang dalam kemarin, bagaimana prospek kinerja IHSG untuk hari ini? Simak ulasan teknikal berikut.

Analisis Teknikal

JakartaFoto: Teknikal
Jakarta

Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu harian (daily) dan menggunakan indikator Boillinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).

Jika melihat level penutupan IHSG dan indikator BB kemarin, indeks ditutup turun di bawah batas BB 6.640,02.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Posisi RSI cenderung turun mendekati area jenuh jual di 33,37.

Dilihat dari indikator lain yaitu Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis MA 12 masih berada di bawah MA 26.

Melihat berbagai indikator teknikal tersebut, Level support terdekat di 6.600 dan IHSG berpeluang untuk terkonsolidasi terlebih dahulu.


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dua Hari di Zona Merah, IHSG Kembali Menguat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular