Siap-Siap, Emiten Nikel Ini Mau Buyback Rp 200 M! Serok Gak?

Zefanya Aprilia, CNBC Indonesia
Jumat, 06/01/2023 09:40 WIB
Foto: Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (23/11/2022). IHSG ditutup menguat 0,33 persen atau 23,53 poin ke 7.054,12 pada akhir perdagangan, sebanyak 249 saham menguat, 255 saham melemah, dan 199 saham stagnan. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan tambang nikel PT Ifishdeco Tbk (IFSH) akan melakukan pembelian kembali atau buyback saham dengan jumlah maksimum sebesar Rp 200 miliar.

Dijelaskan pada keterbukaan informasi, pembelian kembali saham tersebut tidak akan melebihi 20% dari modal disetor dan paling sedikit saham yang beredar adalah 7,5 % dari modal disetor oleh perseroan.

Sesuai dengan SEOJK No.3/2020, jumlah saham yang akan dibeli kembali tidak akan melebihi 20% dari modal disetor atau sebanyak-banyaknya sebesar 425 juta saham. Periode pembelian kembali saham akan dilakukan selama dari tanggal 6 Januari 2023 hingga 5 April 2023.


"Biaya buyback yang direncanakan perseroan berasal dari kas internal perseroan, tidak termasuk komisi perdagangan perantara serta biaya lain yang berkaitan dengan pembelian kembali saham," jelas Direktur Ifishdeco Muhammad Ishaq, dikutip Jumat (6/1/2022).

Penggunaan kas internal untuk rencana buyback perseroan akan menurunkan aset dan ekuitas sebanyak-banyaknya Rp200 miliar. Tetapi dampak terhadap biaya operasional perseroan tidak akan material sehingga diperkirakan laba rugi masih sejalan dengan target perseroan.

Ishaq melanjutkan, buyback saham diharapkan dapat menstabilkan harga saham dalam kondisi pasar yang fluktuatif sekaligus memberikan keyakinan kepada investor atas nilai saham perseroan secara fundamental.

"Pembelian kembali saham perseroan juga memberikan fleksibilitas bagi perseroan dalam mengelola modal jangka panjang dimana saham treasuri dapat dijual di masa yang akan datang dengan nilai yang optimal jika perseroan memerlukan penambahan modal," tutur Ishaq.


(Zefanya Aprilia/ayh)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Saat Perang Berkobar, Saham & Investasi Mana Yang Bisa Cuan?