
Kemarin Kena Sell-Off, Gimana Nasib IHSG Hari Ini ?

Jakarta, CNBC Indonesia - Nasib Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sungguh malang kemarin. Indeks terjun bebas dan menyentuh posisi terendahnya sejak bulan Agustus tahun lalu.
Pada perdagangan Kamis (5/1/2022), IHSG anjlok 2,34% dan ditutup di 6.653,84. Hanya dalam satu hari perdagangan IHSG keluar dari dua level psikologis sekaligus yakni 6.800 dan 6.700.
Hampir bisa dikatakan semua saham baik blue chip maupun second liner hingga saham lapis 3 kompak terkoreksi kemarin.
Statistik perdagangan menunjukkan ada 518 saham yang mengalami pelemahan. Hanya ada 90 saham yang menguat dan 94 sisanya stagnan.
Investor asing net sell Rp 643 miliar di pasar reguler. Namun nilai jual tersebut tidak seharusnya membuat IHSG langsung jatuh tersungkur. Artinya tekanan jual oleh investor domestik juga besar.
Saham-saham big cap dengan bobot yang besar seperti BBCA, BBRI, BMRI, TLKM dan ASII semuanya terbenam di zona merah dengan koreksi lebih dari 1%. Bahkan harga saham ASII ambles 5,29%.
Mirisnya lagi, kondisi tersebut terjadi justru ketika mayoritas indeks saham Asia sedang berpesta pora. Indeks Hang Seng, Shang Hai Composite dan Straits Time bahkan menguat lebih dari 1%.
Setelah anjlok signifikan pada perdagangan kemarin, bagaimana prospek pergerakan IHSG hari ini?
Analisis Teknikal
![]() Teknikal |
Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu harian (daily) dan menggunakan indikator Boillinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).
Jika melihat level penutupan IHSG dan indikator BB akhir kemarin, indeks anjlok ke bawah BB terdekatnya di 6.687.
Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.
Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.
Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Posisi RSI turun ke 33,74 dan mendekati area jenuh jual.
Dilihat dari indikator lain yaitu Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis MA 12 tampak bersiap memotong garis MA 26 dari atas.
Melihat berbagai indikator teknikal tersebut, waspadai IHSG masih berpeluang terkoreksi dan level kritis serta psikologis terdekatnya ada di 6.600.
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dua Hari di Zona Merah, IHSG Kembali Menguat