Jreng! Ini Deretan Saham 'Korban' IMF Hingga Picu IHSG Anjlok

dhf, CNBC Indonesia
Kamis, 05/01/2023 11:16 WIB
Foto: Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau masih melemah signifikan. Hingga pukul 10.50, indeks masih kehilangan 110,12 poin.

Penurunan itu setara dengan kejatuhan 1,62%. Pada jam tersebut, IHSG berada di level 6.703. Sementara, indeks sempat menyentuh level terendah di 6.680.

Ramalan Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) menjadi salah satu sentimen yang menjegal langkah IHSG.


Meski ngeri, ramalan itu bukan tanpa alasan. Pasalnya, tiga mesin utama ekonomi dunia yakni Amerika Serikat (AS), China, dan Uni Eropa bakal melambat.

"Kami memperkirakan sepertiga ekonomi dunia berada dalam resesi. Bahkan negara yang tidak dalam resesi, akan terasa seperti resesi bagi ratusan juta orang," ujar Direktur Pelaksana IMF, Kristalina Georgieva dalam wawancara dengan CBS Face the Nation, dikutip Rabu (4/1/2023).

Di China, menurut Georgieva, laju ekonomi China pada 2022 kemungkinan di bawah pertumbuhan ekonomi global untuk pertama kalinya dalam 40 tahun karena lonjakan kasus Covid-19.

"Untuk pertama kalinya dalam 40 tahun, pertumbuhan China pada 2022 kemungkinan berada di bawah atau di bawah pertumbuhan global," kata Georgieva.

Kondisi tersebut juga diprediksi akan terus terjadi hingga beberapa bulan ke depan.

Sementara itu, kata Georgieva, ekonomi AS berdiri terpisah dan dapat menghindari kontraksi langsung yang kemungkinan akan menimpa sepertiga dari ekonomi dunia.

"AS paling tangguh, dapat menghindari resesi. Kami melihat pasar tenaga kerja tetap cukup kuat," katanya.

Namun, fakta itu sendiri menghadirkan risiko karena dapat menghambat kemajuan yang perlu dibuat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) dalam membawa inflasi AS kembali ke level yang ditargetkan sebesar 2%.

"Ini adalah ... berkah campuran karena jika pasar tenaga kerja sangat kuat, Fed mungkin harus mempertahankan suku bunga lebih lama untuk menurunkan inflasi," kata Georgieva.

Big Cap Terjun Bebas

Ramalan tersebut turut mempengaruhi sikap investor asing. Mereka ramai-ramai melarikan duitnya ke luar negeri.

Sudah menjadi tabiat investor asing untuk melepas saham big cap ketika mengambil posisi tersebut.

Saham Empat bank besar sudah pasti menjadi 'korban'. Penurunan harga pun tak terhindarkan.

EmitenKode SahamHarga TerakhirPerubahan Harga
Bank Rakyat IndonesiaBBRI4.650-2,52%
Bank Negara IndonesiaBBNI9.025-1,63%
Bank MandiriBMRI9.875-1,75%
Bank Central AsiaBBCA8.225-1,20%

Mengingat big cap, bobotnya terhadap indeks besar. BBRI memiliki bobot sekitar 12,42 poin terhadap IHSG. Bobot BBNI sebesar 3,34 poin. Sedang bobot BMRI dan BBCA masing-masing 6,02 poin dan 5,48 poin.

Sialnya, sederet saham big cap lainnya turut mengalami penurunan. 

Sehingga, penurunan saham big cap turut memangkas performa IHSG signifikan.

EmitenKode SahamIndeks PoinHarga TerakhirPerubahan Harga
Bayan ResourcesBYAN-15,0121.025-0,47%
GoTo Gojek TokopediaGOTO-7,5993-3,12%
Astra InternationalASII-7,055.500-3,08%
Telkom IndonesiaTLKM-6,173.740-2,09%


(dhf/dhf)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat