Sinyal Resesi kok Makin Ngeri, Rupiah Bakal Jeblok Lagi Nih

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
04 January 2023 07:55
Pekerja pusat penukaran mata uang asing menghitung uang Dollar AS di gerai penukaran mata uang asing Dolarindo di Melawai, Jakarta, Senin (4/7/2022). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (AS). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah melemah 0,16% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 15.595/US$ pada perdagangan Selasa kemarin. Dengan demikian, rupiah belum mampu menguat di tahun baru ini, sebab pada perdagangan pertama juga melemah tipis 0,03%.

Risiko rupiah jeblok pada perdagangan Rabu (4/1/2023) juga cukup besar, sebab sinyal resesi semakin kuat.

Harga minyak mentah pada perdagangan Selasa jeblok hingga 4%, batu bara bahkan ambrol hingga 7%. Minyak mentah bisa menjadi indikator kesehatan ekonomi dunia, atau setidaknya pandangan pelaku pasar terhadap prospek ke depannya.

Ketika resesi terjadi, maka roda bisnis akan mengalami pelambatan. Saat itu terjadi, permintaan minyak mentah akan menurun, harganya juga akan merosot. Sehingga, jebloknya harga minyak mentah bisa menjadi sinyal resesi segera tiba.

Dolar AS yang menyandang status safe haven menjadi diuntungkan. Indeks dolar AS melesat nyaris 1%, yang berisiko membuat rupiah jeblok.

Secara teknikal, rupiah masih tertahan di atas Rp 15.450/US$, yang akan menjadi kunci pergerakan.

Level tersebut merupakan Fibonacci Retracement 38,2%, yang ditarik dari titik terendah 24 Januari 2020 di Rp 13.565/US$ dan tertinggi 23 Maret 2020 di Rp 16.620/US$.

Namun, rupiah yang disimbolkan USD/IDR sukses kembali ke bawah rerata pergerakan 50 hari (moving average 50/MA 50) yang tentunya memberikan peluang penguatan lebih lanjut.

idrGrafik: Rupiah (USD/IDR) Harian 
Foto: Refinitiv

Indikator Stochastic pada grafik harian mulai keluar dari wilayah jenuh beli (overbought).

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Support terdekat berada di kisaran Rp 15.550/US$ - Rp 15.530/US$. Jika ditembus, rupiah berpeluang menguat menuju level kunci Rp 15.450/US$. Kemampuan menembus konsisten ke bawah level tersebut akan membawa rupiah menguat lebih jauh di pekan ini.

Sementara selama tertahan di atas support, ada risiko rupiah melemah ke Rp 15.600/US$ hingga Rp 15.620/US$. Resisten selanjutnya berada di kisaran Rp 15.700/US$.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Dari China Bakal Hadang Rupiah ke Bawah Rp 15.000/US$?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular