Analisis Teknikal

Awal Tahun Lesu, IHSG Masih Sulit Beranjak Naik Nih!

Putra, CNBC Indonesia
Selasa, 03/01/2023 07:15 WIB
Foto: Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (23/11/2022). IHSG ditutup menguat 0,33 persen atau 23,53 poin ke 7.054,12 pada akhir perdagangan, sebanyak 249 saham menguat, 255 saham melemah, dan 199 saham stagnan. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perdagangan perdana Senin kemarin (02/01/23) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup naik tipis setelah diguncang oleh peringatan dari Dana Moneter Internasional (IMF) bahwa tahun ini akan menjadi tahun yang sulit karena mesin utama pertumbuhan global yang melemah.

IHSG ditutup naik hampir 0,4 poin saja atau 0,01% menjadi 6.850,98. Rangkuman perdagangan mencatatkan IHSG berada di zona merah sepanjang sesi dua, namun berhasil ditutup di wilayah positif di detik terakhir perdagangan.

Kenaikan tingkat inflasi tahunan Indonesia naik tipis menjadi 5,51% pada Desember 2022.


Kenaikan tingkat inflasi berada di atas batas atas target bank sentral 2-4% selama tujuh bulan berturut-turut membuat harga meningkat lebih cepat.

Harga untuk perumahan dan pendidikan meningkat, pun harga untuk makanan, minuman dan tembakau naik. Harga konsumen inti naik 3,36% yoy, level tertinggi dalam hampir 6 tahun, dibandingkan perkiraan pasar yang naik 3,39%.

Dana Moneter Internasional (IMF) memberikan isyarat bahwa tahun ini akan menjadi tahun yang sulit karena mesin utama pertumbuhan global - Amerika Serikat, Eropa, dan China semuanya mengalami aktivitas yang melemah.

Pelaku pasar juga berhati-hati setelah data menunjukkan aktivitas pabrik China menyusut paling banyak dalam hampir 3 tahun pada bulan Desember, di tengah penyebaran cepat kasus COVID di seluruh daratan.

Ke mana arah gerak IHSG hari ini ?

Analisis Teknikal

Foto: Teknikal
teknikal

Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode harian (daily) dan menggunakan indikator Boillinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).

Berdasarkan indikator BB, IHSG berada dekat batas tengah BB di angka 6.815 dengan BB yang cenderung menyempit.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Posisi RSI IHSG cenderung stagnan di level 47.

IHSG membentuk pola candlestick doji sehingga kecenderungan masih akan bergerak menyamping dengan support berada di kisaran 6.800 dan resistance di angka 6.913.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat