Jadi Emiten Bimbel Pertama di BEI, Begini Rencana Setelah IPO
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Etek Indonesia (BEI) akan kembali kedatangan emiten baru. Perusahaan bimbingan belajar bernama PT Lavender Bina Cendikia Tbk itu akan melakukan penawaran umum pada 2 Januari sampai 4 Januari 2023.
Direktur Utama emiten berkode saham BMBL ini, Galih Pandekar mengungkapkan, Lavender akan menjadi perusahaan bimbingan belajar pertama yang melantai di bursa. Perusahaan melepas sebanyak 280.000.000 saham baru pada 2-4 Januari 2023 di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Dana yang dihasilkan dari IPO akan digunakan sekitar 25% untuk modal kerja berupa biaya pemasaran, biaya training dan biaya konsultan pengembangan (untuk SDM dan Keuangan).
Kemudian 75% akan digunakan untuk Capital Expenditure (capex) berupa pelunasan pembelian apartemen dan bangunan, pembelian ruang kantor, penambahan ruang kelas, renovasi kantor dan ruang kelas, renovasi bangunan dan apartemen, pengembangan kanal pembelajaran digital, pengembangan konten untuk pembelajaran digital dan program Virtual Reality.
Saham perusahaan akan dicatatkan di papan akselerasi dengan kode saham BMBL.
"Pergerakan saham di papan akselerasi ini begitu volatile dengan rentang yang lebar. Sehingga, banyak kemungkinan dan opportunity yang bisa terjadi," ujar Galih dalam keterangan tertulis, Senin (2/1/2023).
Galih meyakini prospek pasar di dunia pendidikan masih terbuka sangat lebar. Terlebih, sektor ini juga mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah. Terbukti dari alokasi anggaran pendidikan pada APBN 2023 yang mencapai Rp 608 triliun.
"Dengan dana sebesar ini tentu prospek yang potensial yang dimiliki lavender. Begitu pula dengan dunia bimbingan belajar dan konseling saat ini sedang booming didasari oleh kesadaran akan pentingnya pendidikan dan kuliah di kampus ternama. Persaingan yang ketat untuk masuk ke perguruan tinggi memberikan opportunity buat lembaga bimbingan belajar dan konseling dalam mendapatkan clien, tentu dengan bukti keberhasilan yang dimiliki oleh Lavender yang mencapai kesuksesan hingga 90% di tahun 2022 ini," ujarnya.
Galih menjelaskan, hal lain yang menunjukkan potensi besar di sektor ini adalah pangsa pasarnya masih terbuka lebar. Menurutnya, belum banyak perusahaan yang bergerak di sektor pendidikan khususnya bimbingan belajar, apalagi sampai melantai di bursa.
"Sehingga persaingan tidak terlalu ketat. Lavender termasuk perusahaan yang sehat dari segi keuangan dan pendanaan. Dengan melakukan IPO, cash flow Lavender menjadi lancar, rasio hutang juga menjadi rendah dibawah 5%. Saat ini perusahaan masih belum ada pinjaman jangka panjang sehingga jika nanti perusahaan berencana melakukan ekspansi, maka banyak pilihan pendanaan yang bisa perusahaan lakukan," tuturnya.
(RCI/dhf)