Breaking News

Ditutup Wapres Ma'ruf Amin, Perdagangan Saham Merah

Romys Binekasri, CNBC Indonesia
30 December 2022 15:12
Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (23/11/2022). IHSG ditutup menguat 0,33 persen atau 23,53 poin ke 7.054,12 pada akhir perdagangan, sebanyak 249 saham menguat, 255 saham melemah, dan 199 saham stagnan. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (23/11/2022). IHSG ditutup menguat 0,33 persen atau 23,53 poin ke 7.054,12 pada akhir perdagangan, sebanyak 249 saham menguat, 255 saham melemah, dan 199 saham stagnan. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar saham Indonesia mengakhiri tahun 2022 ditutup di zona merah. Mengutip data RTI, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di penghujung tahun ini level turun 0,14% atau 9,4 poin di level 6.850. IHSG sempat ke level tertinggi di level 6.888.

Sepanjang tahun 2022 hanya tumbuh 4,09%. Capaian tersebut lebih rendah dibandingkan tahun 2021 yang mampu tumbuh sebesar 10%.

Direktur Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman mengungkapkan IHSG tercatat tumbuh dan kapitalisasis lebih dari 15% USD 600 miliar. Iklim investasi terjaga dan aktivitas nilai transaksi perdagangan tumbuh 10%.

"Alhamdulilah kami bisa melalui tahun ini dengan sangat baik, meski seknario kompolek dan penuh tantangan," ujarnya di gedung BEI Jakarta, Jumat (31/12/2022).

Sementara, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi mengungkapkan, meskipun pertumbuhan lebih rendah dari tahun lalu, namun industri pasar modal Tanah Air lebih tinggi dibandingkan dengan negara tetangga.

Menurutnya, industri pasar modal Indonesia ditengah ketidakpastian ekonomi global masih cukup baik dibandingkan bursa dunia.

"Kalau kita lihat kita diatas Malaysia, Filipina, dan lain-lain. Kita kalau di Asean kita lebih rendah dari Singapura," ujarnya dalam konferensi pers di gedung BEI Jakarta, Kamis (29/12/2022).

Inarno mengungkapkan, tahun 2023 masih dapat tumbuh positif mengingat masih banyak perusahaan-perusahaan yang berminat untuk mencatatkan sahamnya di pasar modal.

"Saya optimis 2023 cukup baik apalagi di pipeline kita juga masih banyak untuk yang Go publik kedepannya. Ada emisi yang besar akan masuk dan sudah masuk ke pipeline," tuturnya.


(rob/ayh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dua Hari di Zona Merah, IHSG Kembali Menguat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular