Maaf, Investor Boleh Lupakan Asa IHSG Menghijau Desember Ini
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir tragis setelah mengalami kenaikan dua hari beruntun di pekan ini.
IHSG anjlok 1,05% dan terlempar dari level psikologis 6.900. Pada perdagangan Rabu (28/12/2022), IHSG ditutup di 6.850,52.
Mayoritas saham mengalami pelemahan sehingga berimbas ke indeks. Statistik perdagangan mencatat ada 364 saham yang mengalami koreksi, 162 saham menguat dan 181 saham stagnan.
Perdagangan juga berlangsung sepi di H-3 jelang tutup tahun. Nilai transaksi yang tercatat hanya Rp 8,94 triliun.
Penurunan yang tajam dari IHSG, salah satunya dipicu oleh aksi jual asing yang terus berlanjut. Kemarin asing net sell Rp 488 miliar di pasar reguler.
Setelah ambruk di perdagangan ketiga pekan ini, bagaimana arah pergerakan IHSG di perdagangan sehari sebelum akhir tahun?
Analisis Teknikal
Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu harian (daily) dan menggunakan indikator Boillinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).
Jika melihat level penutupan IHSG dan indikator BB akhir kemarin, indeks bergerak mendekati batas bawah BB 6.839.
Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.
Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.
Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Posisi RSI turun ke 47,52 kemarin dari hari sebelumnya di 53,95.
Dilihat dari indikator lain yaitu Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis MA 12 masih tetap berada di atas MA 26 meski bar histogram mengalami penurunan.
Asalkan IHSG masih bisa bertahan di atas 6.839, maka indeks cenderung aman. Namun jika drop ke bawah level tersebut waspadai IHSG akan menguji level psikologis 6.800.
(trp/trp)