
Merangkak Naik Tipis, IHSG Mau Lanjut Gak Nih?

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat tipis pada sesi I perdagangan awal pekan Senin (26/12/2022).
IHSG sempat menyentuh posisi tertingginya di 6.843,38. Namun penguatan IHSG terus terpangkas dan berakhir dengan penguatan tipis 0,02% di 6.801,98.
Saat IHSG cenderung stagnan, mayoritas saham berakhir di zona merah saat sesi istirahat. Sebanyak 301 saham melemah dan 206 saham menguat.
Perdagangan cukup sepi. Nilai transaksi hanya mencapai Rp 3,76 triliun. Maklum perdagangan memasuki masa libur akhir tahun.
Dengan nilai transaksi yang relatif rendah, rasanya sulit untuk bisa mengerek naik IHSG dengan signifikan.
Analisis Teknikal
![]() Teknikal |
Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu jam (hourly) dan menggunakan indikator Boillinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).
Jika melihat level penutupan IHSG dan indikator BB sesi I, indeks berhasil menembus batas bawah BB 6.802.
Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.
Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.
Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Posisi RSI berada di 51,22 hingga sesi I berakhir.
Dilihat dari indikator lain yaitu Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis MA 12 sudah memotong garis MA 26 dari atas.
Melihat berbagai indikator teknikal yang ada, IHSG berpotensi menguji support terdekat di 6.779.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dua Hari di Zona Merah, IHSG Kembali Menguat