Senin Pagi Rupiah Menguat, Meski Kena Hawa Libur Tahun Baru
Jakarta, CNBC Indonesia - Surprise akhir tahun. Mata uang Garuda, rupiah, menguat terharap dolar Amerika Serikat (AS) di awal perdagangan Senin (26/12/2022).
Namun, pasar mengantisipasi kemungkinan perdagangan akan sepi yang akan memicu volatilitas tinggi di pasar finansial, termasuk rupiah.
Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Edi Susianto mengungkapkan pergerakan nilai tukar beberapa hari, menjelang akhir tahun, cenderung bergerak di kisaran yang sama.
"Menjelang akhir tahun cenderung bergerak ranging saja, mungkin pelaku pasar sudah Holiday Mood Nataru ya," kata Edi kepada CNBC Indonesia, Senin (26/12/2022).
Mengenai sentimen pasar, dia melihat perkembangan data ekonomi Amerika Serikat (AS) atau masih bersifat data dependant.
Seperti diketahui, rilis data inflasi Amerika Serikat menjadi salah satu penggerak pasar finansial global. Inflasi berdasarkan personal consumer expenditure (PCE) tumbuh 5,5% (year-on-year/yoy) pada November, lebih rendah dari sebelumnya 6,1% (yoy).
Sementara inflasi inti tumbuh 4,7% (yoy), lebih rendah dari sebelumnya 5%.
Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro, dalam catatan Senin (26/12/2022), mengungkapkan laporan Departemen Perdagangan AS menunjukkan belanja konsumen hampir tidak naik pada November 2022, sementara inflasi semakin menurun.
Namun, kondisi ini tidak cukup untuk mencegah Federal Reserve AS mendorong suku bunga ke level yang lebih tinggi tahun depan.
"Investor masih khawatir bahwa Federal Reserve dapat mempertahankan kenaikan suku bunga lebih lama dan akhirnya mendorong ekonomi ke dalam resesi," tulisnya.
Adapun, rupiah terhadap dolar AS hari ini kemungkinan akan bergerak di kisaran Rp 15.565 dan Rp 15.638.
(haa/haa)