Analisis Teknikal

Akhir Tahun Sepi, IHSG Makin Susah Berdiri?

Putra, CNBC Indonesia
Senin, 26/12/2022 06:45 WIB
Foto: Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (23/11/2022). IHSG ditutup menguat 0,33 persen atau 23,53 poin ke 7.054,12 pada akhir perdagangan, sebanyak 249 saham menguat, 255 saham melemah, dan 199 saham stagnan. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih terjebak di level 6.800 pekan lalu, sementara akhir tahun semakin dekat.

Secara mingguan IHSG terkoreksi 0,17% dan ditutup di 6.800,67 pada perdagangan Jumat (23/12/2022). Sepekan terakhir asing net sell Rp 988,4 miliar di pasar reguler.

Sementara nilai transaksi jelang liburan mengalami penurunan. Nilai transaksi tertinggi di Bursa Domestik pekan lalu terjadi pada Selasa (20/12) sebesar Rp 14,84 triliun.


Sehari setelahnya transaksi turun menjadi Rp 11,07 triliun dan di dua hari perdagangan terakhir transaksinya kurang dari Rp 9 triliun.

Selain transaksi yang cenderung sepi, investor asing juga tampak mulai menjauhi pasar saham dan lebih memilih memarkirkan uangnya di pasar obligasi dengan risiko lebih rendah.

Dengan segala pertimbangan yang ada, tampaknya sulit IHSG untuk mencapai kinerja bulanan positif di bulan Desember ini.

Lantas bagaimana arah pergerakan IHSG di awal pekan ini?

Analisis Teknikal

Foto: Teknikal
Teknikal

Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu harian (daily) dan menggunakan indikator Boillinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).

Jika melihat level penutupan IHSG dan indikator BB akhir pekan lalu, indeks bergerak menuju batas atas BB terdekat di 6.864.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Posisi RSI turun tipis ke 41,87 dari sebelumnya di 43,83.

Dilihat dari indikator lain yaitu Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis MA 12 mulai memotong garis EMA 26.

Melihat berbagai indikator teknikal tersebut, apabila IHSG berhasil tembus 6.864, maka peluang ke 6.900 semakin terbuka meskipun kecenderungan masih akan turun menguji support psikologis di 6.700.


(trp/trp)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat