
Tunggu Suku Bunga BI, Rupiah Menguat Lagi!

Jakarta, CNBC Indonesia - Sentimen pelaku pasar yang mulai membaik membuat rupiah menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) di awal perdagangan Kamis (22/12/2022). Rupiah kini berpeluang menguat dalam dua hari beruntun.
Melansir data Refinitiv, pada pukul 9:04 WIB, rupiah diperdagangkan di kisaran Rp 15.570/US$, menguat 0,1% di pasar spot.
Membaiknya sentimen pelaku pasar terlihat dari bursa saham AS (Wall Street) yang menguat tajam pada perdagangan Rabu waktu setempat. Indeks Dow Jones melesat 1,6%, S&P 500 1,5% dan Nasdaq 1,54%.
Selain itu, pasar kini nanti pengumuman kebijakan moneter Bank Indonesia (BI). Hasil survei Reuters menunjukkan BI juga akan mengendur dengan menaikkan 25 basis poin menjadi 5,5%. Konsensus yang dihimpun Trading Economics pun sama.
Konsensus yang dihimpun TIM Riset CNBC Indonesia juga menunjukkan suku bunga akan dikerek 25 basis poin. Dari 14 institusi yang terlibat dalam pembentukan konsensus tersebut, 12 lembaga/institusi memperkirakan hal tersebut, sementara dua lainnya melihat suku bunga akan dinaikkan 50 basis poin.
Bank Danamon dan Bahana Sekuritas menjadi dua institusi yang memproyeksi BI masih akan agresif dengan mengerek suku bunga acuan sebesar 50 bps menjadi 5,75%.
"Melandainya fase pengetatan The Fed membuat rupiah mengalami apresiasi, namun tingkat penguatan masih soft. Risiko tekanan terhadap rupiah masih cukup tinggi melihat potensi kenaikan FFR yang masih berlanjut dan rate differential suku bunga kebijakan domestik dan FFR sangat tipis," tutur ekonom Bank Danamon Irman Faiz, kepada CNBC Indonesia.
Jika BI masih tetap agresif menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin rupiah tentunya berpeluang menguat cukup tajam. Sebab, dengan posisi saat ini, kebijakan BI sudah sukses menarik dana asing kembali ke pasar obligasi.
Untuk diketahui, berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR), sejak November hingga 16 Agustus, terjadi capital inflow sebesar Rp 46,6 triliun.
Berbaliknya arah angin membuat total dana asing yang keluar sepanjang tahun ini berkurang menjadi Rp 131,5 triliun.
Jika suku bunga kembali dinaikkan sebesar 50 basis poin, aliran modal asing tentunya akan semakin deras masuk ke dalam negeri.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Dari China Bakal Hadang Rupiah ke Bawah Rp 15.000/US$?
