IHSG Nyungsep Lagi, Bakal Jadi Weekend Kelabu?

Market - Muhammad Azwar, CNBC Indonesia
09 December 2022 09:17
Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (23/11/2022). IHSG ditutup menguat 0,33 persen atau 23,53 poin ke 7.054,12 pada akhir perdagangan, sebanyak 249 saham menguat, 255 saham melemah, dan 199 saham stagnan. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto) Foto: Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (23/11/2022). IHSG ditutup menguat 0,33 persen atau 23,53 poin ke 7.054,12 pada akhir perdagangan, sebanyak 249 saham menguat, 255 saham melemah, dan 199 saham stagnan. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali perdagangan akhir pekan ini (09/12) dengan dibuka melemah. Terdapat sejumlah sentimen yang mendorong pelemahan IHSG pada pembukaan perdagangan pagi ini.

Pukul 09.02 WIB, IHSG melemah 62 poin atau 0,92% ke 6741,56. IHSG terus berada di zona merah tepatnya di level 6742.41 pada satu menit setelahnya.

Pada pukul 09.05, IHSG merosot ke level 6723.56 atau anjlok 1.19% perdagangan pagi ini mencatatkan sebanyak 1.6 miliar saham diperdagangkan dengan frekuensi perpindahan tangan sebanyak 87 ribu kali dan nilai kapitalisasi pasar senilai 956 miliar.

Perdagangan mencatatkan sebanyak 225 saham turun, 144 saham naik dan 168 saham tidak berubah.

Pada perdagangan terakhir pekan ini, Pelaku pasar mesti mencermati jika ancaman resesi masih menaungi pasar keuangan global, termasuk Indonesia. China sebagai negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia juga terus melaporkan data negatif.

Setelah melaporkan penurunan ekspor dan impor November pada Rabu (7/12/2022), China melaporkan jika penjualan kendaraan untuk penumpang anjlok 9.5% (year on year/yoy) menjadi 1.67 juta pada November 2022. Penurunan ini adalah yang pertama kalinya sejak Mei 2022 atau dalam enam bulan terakhir.

Perlambatan ekspor dan penjualan kendaraan untuk penumpang China merupakan sinyal ada perlambatan permintaan di tingkat global.

Pada hari ini, China akan mengumumkan data inflasi November. Inflasi Negara Tirai Bambu melandai ke 2.1% (yoy) pada Oktober 2022, dari 2.8% pada September. Jika inflasi melandai maka sinyal perlambatan ekonomi China akan semakin nyata.

Dari dalam negeri, hari ini, Bank Indonesia akan mengumumkan data penjualan eceran untuk Oktober 2022.

Pertumbuhan penjualan ritel yang dicerminkan oleh Indeks Penjualan Riil (IPR) anjlok pada September 2022 melandai ke 4,56% pada September. Survei BI juga menunjukkan IPR masih akan tumbuh lebih landai 4.5% pada Oktober 2022.

Jika proyeksi menjadi kenyataan dan IPR makin melandai maka ini bisa menjadi alarm bagi pertumbuhan ekonomi domestik.

Indonesia menggantungkan 53% Produk Domestik Bruto (PDB) nya kepada konsumsi rumah tangga. Penjualan eceran yang melambat mencerminkan mulai lemahnya konsumsi masyarakat.

Malam nanti, Amerika Serikat akan mengumumkan dua data penting yakni Indeks Harga Produsen untuk November dan survei sentimen konsumen Universitas Michigan untuk Desember.

Kedua data tersebut akan menjadi pertimbangan The Fed dalam menentukan kebijakan moneter pekan depan. Jika kedua data tersebut memburuk maka ekspektasi pasar untuk melihat pelonggaran The Fed akan semakin kencang.

CEO PT Yugen Bertumbuh Sekuritas William Surya Wijaya memperkirakan tekanan IHSG mulai menurun, Bahkan, ada peluang rebound. IHSG diproyeksi akan bergerak di kisaran 6721 -7027.

"Pergerakan IHSG masih terlihat cenderung terkonsolidasi dengan potensi tekanan yang mulai menurun, peluang teknikal rebound mulai terlihat walaupun kenaikan yang mungkin terjadi masih berada dalam rentang terbatas," tutur William dalam analisisnya.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

IHSG Sentuh Rekor Tertinggi Baru!


(Muhammad Azwar/ayh)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading