Almighty Dollar is Back! Rupiah Bakal Terpuruk Lagi Nih

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
Selasa, 06/12/2022 08:45 WIB
Foto: Ilustrasi Dolar dan Rupiah. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) kemarin, sekaligus mengakhiri penguatan 3 hari beruntun.

Melansir data Refinitiv, rupiah mengakhiri perdagangan di Rp 15.465/US$, melemah 0,26% di pasar spot. Sebelumnya dalam 3 hari tercatat rupiah melesat nyaris 2%, sehingga wajar akan ada koreksi teknikal yang membuatnya melemah.

Pada perdagangan Selasa (6/12/2022), rupiah berisiko kembali melemah melihat indeks dolar AS yang kembali perkasa. Senin kemarin, indeks yang mengukur kekuatan dolar AS kembali naik 0,7% setelah rilis data aktivitas sektor jasa AS.


Institute for Supply Management (ISM) melaporkan purchasing managers' index (PMI) jasa pada November naik menjadi 56,5 dari bulan sebelumnya 54,4, mematahkan ekspektasi penurunan menjadi 53,3.

Sektor jasa berkontribusi sekitar sepertiga dari total perekonomian AS, sehingga ekspansi yang meningkat menjadi indikasi kuatnya perekonomian, dan inflasi kemungkinan susah turun.

Hal ini membuat pasar kembali memperhitungkan The Fed akan bertindak agresif lagi bulan ini dengan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin.

Secara teknikal, rupiah kembali ke atas Rp 15.450/US$, yang akan menjadi kunci pergerakan di pekan ini.

Level tersebut merupakan merupakan Fibonacci Retracement 38,2%, yang ditarik dari titik terendah 24 Januari 2020 di Rp 13.565/US$ dan tertinggi 23 Maret 2020 di Rp 16.620/US$.

Rupiah masih di bawah rerata pergerakan 50 hari (moving average 50/MA 50). Sehingga peluang penguatan tentunya lebih besar. Posisi ini bisa menjadi tenaga bagi rupiah untuk menguat.

Grafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv 

Indikator Stochastic pada grafik harian bergerak turun dan mendekati wilayah jenuh jual (oversold).

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Grafik: Rupiah 1 Jam
Foto: Refinitiv

Namun, jika melihat stochastic 1 jam, yang digunakan memproyeksikan pergerakan harian mulai naik dari wilayah jenuh jual. Alhasil, ada risiko rupiah kembali melemah.

Rp 15.450/US$ kini kembali menjadi support, jika kembali ke bawahnya rupiah berpeluang menguat menuju Rp 15.450/US$.

Sementara selama tertahan di atas Rp 15.450/US$ rupiah berisiko melemah ke Rp 15.500/US$ - Rp 15.530/US$.


(pap/pap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Bikin Rupiah Anjlok, Tembus Rp 16.400-an per Dolar AS