BI Janji Rupiah Bakal Menguat, Hari Ini Kejadian!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
30 November 2022 15:08
Pekerja pusat penukaran mata uang asing menghitung uang Dollar AS di gerai penukaran mata uang asing Dolarindo di Melawai, Jakarta, Senin (4/7/2022). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (AS). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah sukses menghentikan pelemahan dalam 3 hari beruntun melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu (30/11/2022). Perhatian tertuju pada Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) siang tadi.

Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan menguat 0,13% di Rp 15.720/US$. Setelahnya rupiah sempat berbalik melemah ke Rp 15.748/US$. Di penutupan perdagangan, rupiah berada di Rp 15.730/US$, menguat tipis 0,06% di pasar spot.

Bank Indonesia (BI) memastikan nilai tukar rupiah akan menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS), asalkan gejolak pada pasar keuangan global mereda.

Demikianlah disampaikan Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2022 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Rabu (30/11/2022). Dihadiri oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan sederet menteri serta bankir dan pelaku dunia usaha lainnya.

"Stabilitas nilai tukar rupiah tetap terjaga komitmen tinggi BI terhadap rupiah pada 2023 Insyaallah menghendaki akan menguat apabila gejolak global mulai mereda," jelasnya.

Perry memprediksi pertumbuhan ekonomi di Tanah Air akan tumbuh 4,5% hingga 5,3% pada 2023 dan meningkat menjadi 4,7% hingga 5,5% pada 2024. Sementara inflasi akan menurun.

"(inflasi) 3% plus minus 1% pada 2023 dan 2,5% plus minus 1% pada 2024," kata Perry lagi. Bahkan inflasi 2,5% plus minus 1% juga diperkirakan akan terjadi hingga 2027.

Badan Pusat Statistik (BPS) besok akan merilis data inflasi November.

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 12 institusi memperkirakan inflasi November akan menembus 0,20% dibandingkan bulan sebelumnya (mtm).

Hasil polling juga memperkirakan inflasi secara tahunan (yoy) akan menembus 5,54% pada bulan ini. Inflasi lebih rendah dibandingkan pada Oktober yang tercatat 5,71%.

Sementara itu, inflasi inti diperkirakan merangkak naik menjadi 3,45% pada November (yoy) dibandingkan 3,31% pada Oktober.

Kenaikan inflasi inti menjadi perhatian, sebab mencerminkan harga barang-barang yang sulit naik atau turun. Kenaikan inflasi inti bisa memberikan tekanan bagi rupiah.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Dari China Bakal Hadang Rupiah ke Bawah Rp 15.000/US$?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular