
Tunggu 'Sabda' Mr. Powell, Harga Emas Jadi Liar

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas bergerak sangat volatile pekan ini. Pada perdagangan Rabu (30/11/2022) pukul 06: 18 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.748,86 per troy ons. Harga emas melemah 0,05%.
Pelemahan hari ini memperpanjang tren pergerakan emas yang bergerak sangat liar atau volatile. Emas biasanya akan melemah pada perdagangan pagi hari tetapi menguat menjelang penutupan perdagangan atau sebaliknya.
Pada Senin pekan ini, harga emas melemah 0,88% tetapi kemudian menguat pada Selasa. Pada perdagangan Selasa (29/11/2022), harga emas menguat 0,52% ke posisi US$ 1.749,73 per troy ons.
Dalam sepekan, harga emas melandai tipis 0,02% secara point to point. Dalam sebulan, harga emas masih menguat 7,1% sementara dalam setahun melemah 1,4%.
Fawad Razaqzada, analis dari City Index, mengatakan pelaku pasar masih menunggu sinyal dari bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) mengenai kebijakan mereka ke depan. Sinyal tersebut diharapkan datang dari pidato Chairman The Fed Jerome Powell di acara Brookings Institution, Rabu nanti malam.
Ekspektasi pasar kini mengarah pada kenaikan suku bunga sebesar 50 bps pada Desember mendatang. Conference Board melaporkan indeks kepercayaan konsumen AS anjlok ke 100,2 pada November, terendah sejak Juli 2022. Melemahnya indeks bisa menjadi sinyal dari semakin melambatnya ekonomi AS ke depan. Kondisi tersebut diharapkan bisa menjadi pertimbangan The Fed untuk melonggarkan kebijakan.
"Ada potensi dolar AS kembali menguat (jika The Fed melanjutkan kebijakan ketatnya) sehingga pelaku pasar memilih untuk menjauh dari emas dulu," tutur Razaqzada, dikutip dari Reuters.
Analis dari AirGuide Michael Langford mengatakan volatilitas harga emas juga disebabkan oleh perkembangan di China. Pelaku pasar menunggu kebijakan akan yang akan diambil Beijing dalam menghadapi aksi protes menentang kebijakan Covid-19.
Jika China melonggarkan kebijakan maka harga emas akan terdongrak karena Negara Tirai Bambu adalah importir terbesar di dunia. Kondisi sebaliknya akan terjadi jika kebijakan Covid-19 yang ketat tetap dilanjutkan China.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Emas Rekor Tertinggi Setahun, Yuk Pesta Pora Lagi!