Keras! BI Siap Mati-matian Jaga Rupiah Tak Ambruk

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
21 November 2022 11:51
Perry Warjiyo, Bank Indonensia. (Tangkapan layar Youtube Komisi XI DPR RI Channel)
Foto: Perry Warjiyo, Bank Indonensia. (Tangkapan layar Youtube Komisi XI DPR RI Channel)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) siap mati-matian menjaga nilai tukar rupiah dari hantaman dolar Amerika Serikat (AS) yang begitu perkasa dalam beberapa waktu terakhir. Sederet langkah sudah dijalankan.

"Nilai tukar kami tahun ini memang mati-matian untuk menstabilkan nilai tukar," ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo saat rapat kerja dengan Komisi XI di DPR, Senin (21/11/2022).

Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan di Rp 15.680/US$, menguat tipis 0,03% di pasar spot. Kemudian, rupiah berbalik arah dan terkoreksi sebesar 0,1% ke Rp 15.700/US$ pada pukul 11:00 WIB.

Sementara, kinerja indeks dolar AS yang mengukur laju si greenback terhadap enam mata uang lainnya, terpantau menguat 0,24% ke posisi 107,18 dan memulai pekan ini dengan menguat dan tentunya akan menekan pergerakan mata uang lainnya, termasuk rupiah.

Infografis, Pergerakan Rupiah SepekanFoto: Infografis/ Rupiah Sepekan/ Edward Ricardo Sianturi
Infografis, Pergerakan Rupiah Sepekan

Rupiah sepanjang pekan lalu juga tidak mampu menguat melawan dolar AS, pelemahannya tercatat sebesar 1,26%. Padahal, Bank Indonesia (BI) kembali menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin.

Secara year to date (ytd), rupiah terkoreksi 9,1% terhadap dolar AS. Jika dibandingkan dengan kinerja mata uang lain di Asia, rupiah menduduki juara ke-6, di mana posisi tersebut kian tergeser pada bulan sebelumnya.

Perry mengatakan pihaknya telah melakukan intervensi dalam jumlah besar, terlihat dari penurunan cadangan devisa. Pada akhir September 2022 cadangan devisa mencapai US$ 130,8 miliar. Realisasi ini anjlok US$ 1,4 miliar dibandingkan posisi Agustus 2022 yang sebesar US$ 132,2 miliar.

"Kami intervensi dalam jumlah yang besar, kenapa cadangan devisa kami turun," imbuhnya.

"Kami akan jaga agar tidak turun lagi. Kami terus memutar otak bagaimana para eksportir bisa kemudian juga stay longer dalam negeri dan mekanismenya ini terus diskusi dengan para perbankan, ekspor supaya meningkat dan juga cara-cara lain supaya cadev tidak turun," pungkasnya.


(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI, Jepang, China Hingga Korsel Siap 'Buang' Dolar AS di 2024

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular