Pasca Ambrol 10%, Apa Kabar Harga Minyak Mentah?
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dunia bangkit pada perdagangan awal pekan hari ini setelah jatuh 10% sepanjang pekan lalu.
Pada Senin (21/11/2022) pukul 06.47 WIB harga minyak Brent tercatat US$87,87 per barel, naik 0,3% dibandingkan hari sebelumnya. Sementara jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) naik 0,12% ke US$80 per barel.
Para pelaku pasar melihat peluang untuk membeli saat posisi minyak mentah berada di posisi rendah.
Pada pekan laly, minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) jeblok hingga 10% di pekan kemarin. Sementara jenis Brent ambrol 8,7%.
Harga minyak mentah dunia yang melemah disebabkan oleh resesi yang diperkirakan akan terjadi. bahkan beberapa bank sentral sudah menyatakan hal tersebut.
Bank sentral Inggris (Bank of England/BoE) menjadi yang paling terang-terangan menyatakan akan mengalami resesi. Bahkan, resesi yang terpanjang dalam sejarah.
"Pertumbuhan ekonomi diproyeksikan akan terus merosot selama 2023 dan berlanjut hingga semester I-2024 akibat tingginya harga energi dan pengetatan kondisi finansial akan membebani belanja rumah tangga," kata BoE.
Tingkat pengangguran diprediksi akan naik dua kali lipat menjadi 6,5% selama dua tahun ke depan, saat perekonomian merosot.
Hal yang sama juga diungkapkan bank sentral Kanada (Bank of Canada/BoC). Pada akhir Oktober lalu, BoC mengatakan perekonomiannya akan stagnan dalam 3 kuartal ke depan. Tetapi, masih akan tetap menaikkan suku bunga.
Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau yang dikenal dengan Federal Reserve (The Fed) juga mengakui sulit untuk menghindarkan perekonomian dari resesi atau soft landing.
"Apakah peluang soft landing semakin kecil? iya. Apakah itu masih mungkin terjadi? tentu saja," kata ketua The Fed Powell, saat mengerek suku bunga 75 basis poin menjadi 3,75% - 4% pada Kamis (3/11/2022).
Powell menambahkan untuk bisa menghindarkan perekonomian AS dari resesi di 2023 adalah pekerjaan yang sangat berat, sebab suku bunga masih perlu dinaikkan tinggi guna meredam inflasi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/ras)