Bye Resesi! Ekonomi RI Kuat Tahan Kenaikan Suku Bunga Acuan

Market - Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
18 November 2022 15:00
Gedung BI Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Luthfi Rahman

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) baru saja menaikkan lagi 50 basis poin suku bunga kebijakannya menjadi 5,25%. Kebijakan BI tersebut dinilai tepat untuk mendorong pemulihan ekonomi, menjauhkan dari resesi..

Kepala Ekonomi dan Strategi di Citi Global Market Asia Johanna Chua menjelaskan, laju inflasi di Indonesia sebenarnya bukan masalah besar, karena pemerintah dan otoritas mampu menahan gejolaknya dengan baik, sehingga inflasi tidak melonjak terlalu tinggi.

Indonesia juga memiliki pertumbuhan ekonomi yang cukup solid pada Kuartal III-2022, yang mencapai 5,7% (year on year/yoy), yang mendorong permintaan masyarakat cukup tinggi.

"Jadi, menurut saya ekonomi Indonesia cukup kuat untuk menyerap kejutan kenaikan suku bunga BI 50 bps," jelas Johanna kepada CNBC Indonesia saat ditemui di Plataran Senayan, Jakarta, Kamis (17/11/2022).



Di sisi lain, faktor global dan suku bunga Bank Sentral AS atau The Fed masih terus tinggi, juga tidak bisa diabaikan begitu saja.

Menurut Johanna BI harus memasang suku bunga yang menarik, agar spread atau jaraknya antara suku bunga BI dan The Fed tidak terlalu jauh, agar dana asing tak banyak lari dari Indonesia.

Seperti diketahui, BI mencatat transaksi modal dan finansial mengalami defisit sebesar US$ 6,1 miliar atau 1,8% dari produk domestik bruto (PDB), lebih tinggi dibandingkan defisit pada kuartal II-2022 yang mencapai US$ 1,2 miliar atau 0,3% dari PDB.

Saat ini, spread antara suku bunga BI dan The Fed hanya memiliki rentang perbedaan 125 basis poin. Suku bunga kebijakan BI 5,25%, sementara suku bunga The Fed saat ini 3,75% - 4%.

Sementara, di masa lalu, kata Johanna, di saat suku bunga AS sangat tinggi, ketika Indonesia mengalami defisit transaksi berjalan, spread antara suku bunga BI dan The Fed mencapai 300 basis poin.

"Oleh karena itu, BI harus memiliki premi spread yang lebih tinggi untuk menstabilkan neraca pembayaran," ujarnya.



Ditambah, The Fed juga diperkirakan masih akan menaikkan suku bunga, yang bisa lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya.

"Sehingga spread antara BI dan The Fed akan menyempit. Sehingga BI harus juga bisa menaikkan suku bunganya hingga 6%, karena perkiraan kami suku bunga the Fed bisa mencapai 5%," jelas Johanna lagi.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Mengejutkan, Bank Indonesia Naikkan Bunga Acuan 25 Bps


(cap/mij)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading