Top Gainers-Losers

Saham HDFA Tercuan, Saham EURO Terboncos Kemarin

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
18 November 2022 06:15
Karyawan melintas di samping layar elektronik yang menunjukkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (11/10/2022). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Karyawan melintas di samping layar elektronik yang menunjukkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (11/10/2022). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona hijau pada perdagangan Kamis (17/11/2022).

Menurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup menguat 0,44% ke posisi 7.044,986. IHSG pun masih bertahan di level psikologis 7.000 kemarin.

Nilai transaksi indeks pada perdagangan kemarin mencapai sekitaran Rp 12 triliun dengan melibatkan 22 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,2 juta kali. Sebanyak 243 saham menguat, 272 saham melemah, dan 188 saham stagnan.

Investor asing kembali melakukan penjualan bersih (net sell) mencapai Rp 179,59 miliar di pasar reguler pada perdagangan kemarin.

Saat IHSG berhasil rebound, beberapa saham masuk ke jajaran top gainers. Berikut sepuluh saham yang menjadi top gainers pada perdagangan Kamis kemarin.

Saham Top Gainers

Saham emiten pembiayaan yakni PT Radana Bhaskara Finance International Tbk (HDFA) memimpin deretan top gainers pada perdagangan kemarin. Saham HDFA ditutup melejit 26,81% ke posisi harga Rp 175/saham.

Nilai transaksi saham HDFA pada perdagangan Kamis kemarin mencapai Rp 820,3 juta dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 5,19 juta lembar saham.

Jika melihat data perdagangan sejak perdagangan sejak perdagangan 7 November hingga kemarin, saham HDFA mencatatkan penguatan sebanyak 4 kali dan melemah sebanyak 5 kali.

Dalam sepekan terakhir, saham HDFA tercatat melesat 19,86%, sedangkan dalam sebulan terakhir saham HDFA melompat 31,58%.

Belum diketahui penyebab kenaikan signifikan saham HDFA. Namun dari kinerja keuangannya pada kuartal III-2022, HDFA berhasil mencetak laba bersih tahun berjalan senilai Rp 27,46 miliar, naik 11,4% dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 24,65 miliar.

Pertumbuhan laba bersih HDFA sejalan dengan kenaikan total pendapatan perusahaan sebesar 25,04% (year-on-year/yoy) menjadi Rp 139,59 miliar pada kuartal III-2022, dari sebelumnya sebesar Rp 111,64 miliar pada kuartal III-2021.

Kenaikan pendapatan ditopang oleh pendapatan pembiayaan yang tumbuh 51,81% (yoy) menjadi Rp 125,62 miliar per 30 September 2022.

Dari sisi total beban, Radana Finance juga mencatatkan kenaikan 28,95% (yoy), dari sebelumnya per 30 September 2021 sebesar Rp 79,98 miliar menjadi Rp 103,13 miliar per 30 September 2022.

Sampai September 2022, perusahaan menyebutkan pembiayaan baru yang disalurkan telah mencapai Rp 1,4 triliun, melesat 49% (yoy) dari periode yang sama pada 2021. HDFA pun masih optimistis mampu mencapai target pertumbuhan 20%-30% pada akhir 2022.

Sebagai informasi, HDFA bergerak dalam bidang pembiayaan konsumen yang fokus pada pembiayaan kendaraan bermotor roda dua atau sepeda motor, baik kondisi baru maupun bekas.

Di saat IHSG berbalik arah ke zona hijau, beberapa saham juga masuk ke jajaran top losers. Berikut 10 saham top losers pada perdagangan Kamis kemarin.

Saham Top Losers

Saham emiten industri pengisian jasa aerosol kosmetik dan bahan pembersih keperluan rumah tangga yakni PT Estee Gold Feet Tbk (EURO) memimpin jajaran top losers pada perdagangan kemarin. Saham EURO ditutup ambruk 10% ke posisi harga Rp 198/saham.

Nilai transaksi saham EURO pada perdagangan kemarin mencapai Rp 2,52 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 11,38 juta lembar saham. Asing mengoleksinya sebesar Rp 251,79 juta di pasar reguler.

Menurut data perdagangan, sejak 7 November hingga kemarin, saham EURO baru mencatatkan koreksi sebanyak 2 kali, sedangkan sisanya menguat yakni sebanyak 7 kali.

Dalam sepekan terakhir, saham EURO masih melonjak 31,13%, sedangkan dalam sebulan terakhir saham EURO juga masih meroket 147,5%.

Belum diketahui secara signifikan terkait penurunan saham EURO. Namun saham EURO terbilang masih menjadi saham baru di bursa, di mana saham EURO resmi melantai di bursa pada 8 Agustus lalu.

Meski ambruk hingga 10% kemarin, tetapi dari harga penawaran perdananya (initial public offering/IPO) hingga kemarin, saham EURO masih meroket hingga 182,86%. Adapun harga perdana EURO yakni Rp 70/saham.

Sebagai informasi, EURO didirikan pada tahun 1978 sebagai produsen kosmetik dan perlengkapan rumah tangga. Perseroan menyediakan jasa manufaktur toll maupun kontrak kepada perusahaan lain untuk memproduksi produk kosmetik dan aerosol sesuai dengan kebutuhan klien.

Melayani beberapa klien terkemuka, seperti Mandom, Wings, Makarizo, Lautan Luas, dan Acosta, dengan produk-produk seperti deodoran, semprotan parfum, semprotan rambut, eau de cologne, lotion, penyegar udara, pengharum mobil, dan pembersih tangan.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular