BI Buka Suara Soal Makin Langkanya Dolar AS di Indonesia

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
Kamis, 17/11/2022 14:47 WIB
Foto: BI Kerek Suku Bunga Acuan 50 Bps Menjadi 5,25% (CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kalangan industri perbankan mengeluhkan likuiditas valutas asing (valas) yang semakin mengering. Dicurigai para pemegang valas khususnya dolar Amerika Serikat (AS) lebih suka menempatkan dana di luar negeri.

Bagaimana tanggapan Bank Indonesia (BI)?


Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam konferensi pers usai Rapat Dewan Gubernur (RDG), Kamis (17/11/2022), menjelaskan penyebab persoalan ini karena tingginya kredit valas.

"Kalau kondisi likuiditas valas perbankan ini akan diukur dengan seberapa besar dana valasnya dan juga kredit valasnya," jelas Perry.

"Kredit valas memang sangat tinggi karena itu di sinilah langkah-langkah untuk meningkatkan kondisiĀ likuiditas," paparnya.

Sementara itu, untuk likuiditas secara keseluruhan, menurut Perry masih akan longgar meskipun sudah beberapa kali terjadi kenaikan suku bunga acuan.

"Bahkan 2023 kami pastikan kondisi likuiditas di perbankan itu akan tetap longgar," pungkasnya.


(mij/mij)
Saksikan video di bawah ini:

Video: BI & The Fed Tahan Suku Bunga, IHSG Melemah Lebih Dari 1%