Nantikan Suku Bunga BI, IHSG Sesi I Berakhir Menguat Tipis

Aulia Mutiara Hatia Putri, CNBC Indonesia
Kamis, 17/11/2022 11:55 WIB
Foto: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona hijau pada penutupan perdagangan sesi I Rabu (16/11/2022) kembali ke level psikologis 7.000 di tengah penantian pelaku terkait manuver kebijakan moneter yang akan diumumkan Bank Indonesia (BI) hari ini.

IHSG dibuka melemah dan ditutup menguat tipis 0,04% atau 2,89 poin, ke 7.017,27 pada penutupan perdagangan sesi pertama pukul 11:30 WIB. Nilai perdagangan tercatat turun ke Rp 5,84 triliun dengan melibatkan lebih dari 14 miliar saham yang berpindah tangan 762 kali.

Melihat pergerakan perdagangan, selang 5 menit setelah pembukaan IHSG sudah drop 0,44% ke 6.986,75. Pukul 10:33 WIB indeks terpantau masih melemah, meskipun penguatan terpangkas sisa 0,14% ke 7.004,62. Pukul 11:22 WIB indeks terpantau berbalik arah ke zona hijau dengan apresiasi tipis 0,06% ke 7.018,78 sejak itu, indeks menghijau hingga penutupan perdagangan.


Level tertinggi berada di 7.023,18 sesaat sebelum penutupan perdagangan, sementara level terendah berada di 6.965,76 sekitar pukul 09:50 WIB. Mayoritas saham siang ini terpantau mengalami penurunan.

Statistik perdagangan mencatat ada 290 saham yang melemah dan hanya 211 saham yang mengalami kenaikan, serta sisanya sebanyak 192 saham stagnan.

Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) menjadi saham yang paling besar nilai transaksinya siang ini, yakni mencapai Rp 334,7 miliar. Sedangkan saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) menyusul di posisi kedua dengan nilai transaksi mencapai Rp 260 miliar dan saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) di posisi ketiga sebesar Rp 232,4 miliar.

Menguatnya IHSG terjadi ketika tiga indeks utama Wall Street kompak ditutup melemah pada perdagangan Rabu (16/11/2022) waktu New York.Dow Jones Industrial Average ditutup turun 0,12%. S&P 500 terdepresiasi 0,83% dan indeks padat teknologi Nasdaq anjlok 1,54%

Pelemahan terjadi setelah data penjualan ritel yang lebih kuat dari perkiraan membuat investor Kembali khawatir terhadap jalur kenaikan suku bunga yang akan diambil The Fed pada pertemuan selanjutnya.

Investor tampaknya mencoba memastikan seberapa tangguh konsumen dan bisnis terhadap tekanan harga dan biaya pinjaman yang tinggi. Data hari Rabu menunjukkan penjualan ritel AS pada Oktober naik 1,3% dari bulan sebelumnya, di atas konsensus pasar yang memperkirakan kenaikan 1,2%.

The Fed telah secara agresif menaikkan suku bunga tahun ini untuk memperlambat perekonomian. Namun sejauh ini, belanja konsumen tetap relatif kuat, sementara suku bunga yang lebih tinggi membutuhkan waktu untuk mempengaruhi perekonomian.

Presiden The Fed Kansas City Esther George memperingatkan bahwa bank sentral mungkin tidak dapat mendinginkan inflasi tanpa menyebabkan resesi. Data produksi industri yang baru dirilis menunjukkan aktivitas yang melambat, menambah kekhawatiran bahwa bisnis padat modal sedang berjuang untuk menghadapi suku bunga yang lebih tinggi.

Sementara itu, dari dalam negeri para pelaku pasar tengah menyimak pengumuman kebijakan moneter terbaru dari Bank Indonesia (BI).

Bank Indonesia (BI) yang telah melakukan Rapat Dewan Gubernur (RDG) sejak Rabu (16/11) kemarin, dijadwalkan akan mengumumkan siklus baru kenaikan suku bunga hari ini pada pukul 14.00 WIB.

Konsensus analis dan ekonom memproyeksikan BI akan melanjutkan kebijakan agresifnya bulan ini. BI diramal kembali mengerek BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 50 basis points (bps), berdasarkan konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia.

Dari 14 institusi yang terlibat dalam pembentukan konsensus tersebut, delapan memperkirakan kenaikan 50 basis points (bps) menjadi 5,25%, dengan enam lainnya memprediksi kenaikan 25 bps menjadi 5,00%.

Keputusan ini merupakan siklus keempat beruntun, sebelumnya BI sudah mengerek suku bunga acuan sebesar 125 bps hanya dalam waktu tiga bulan, masing-masing sebesar 25 bps pada Agustus, 50 bps pada September, dan 50 bps pada Oktober.

Sementara itu pada Oktober 2022 atau sebelum pengumuman terbaru BI siang ini, posisi suku bunga acuan BI berada di 4,75% sementara suku bunga Deposit Facility sebesar 4,00%, dan suku bunga Lending Facility ada di 5,50%.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aum/aum)
Saksikan video di bawah ini:

Video: BI & The Fed Tahan Suku Bunga, IHSG Melemah Lebih Dari 1%