Terkuak, Ternyata Ini Alasan SCPI Jorjoran Bagi Dividen!

Ayyi Hidayah, CNBC Indonesia
17 November 2022 09:45
Karyawan melintas di samping layar elektronik yang menunjukkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (11/10/2022). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Karyawan melintas di samping layar elektronik yang menunjukkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (11/10/2022). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten obat diabetes PT Organon Pharma Indonesia Tbk (SCPI) membuat kehebohan dengan membagikan dividen Rp 45.000 per lembar saham pada akhir 2022 mendatang.

Aksi korporasi ini dilakukan setelah perusahaan tidak membagikan keuntungan dengan publik sejak tahun 2020.

Pembagian dividen interim SCPI kembali dilakukan untuk tahun buku 2022 berdasarkan rapat direksi perseroan tanggal 11 November 2022 lalu sebesar Rp 162 miliar untuk 3,6 juta saham.

Sampai dengan semester I/2022, total penjualan bersih SCPI tercatat sebesar Rp 1,07 triliun. Kinerja penjualan ini naik 23,94% dari Rp 867,9 miliar secara tahunan.

Penjualan dilakukan SCPI ke pihak berelasi sebesar Rp 591,6 miliar. Sementara itu, penjualan ke pihak ketiga dilakukan ke MSD Asia Pacific Services sebesar Rp 275,5 miliar dan PT Merck Sharp & Dohme Indonesia senilai Rp 113,2 miliar, dan penjualan ke lain-lain sebesar Rp 104,2 miliar.

SCPI menjual sebagian besar produknya melalui PT Anugerah Pharmindo Lestari, PT Transfarma Medica Indah dan PT Merck Sharp & Dohme Indonesia yang merupakan pihak berelasi sampai 2 Juni 2021 untuk penjualan lokal.

Kemudian, SCPI juga menjual produknya kepada Merck Sharp & Dohme Asia Pacific Services Pte. Ltd. yang merupakan pihak berelasi sampai dengan 2 Juni 2021 dan Organon Asia Pacific Services Pte Ltd, pihak berelasi, untuk penjualan ekspor.

Perseroan mencatatkan peningkatan laba bersih menjadi 44,64%, menjadi Rp 104,2 miliar, dari Rp 72 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Penjualan bersihnya turun 16,5% secara tahunan menjadi Rp 1,84 triliun dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat Rp 2,20 triliun. Alhasil laba tahun berjalan SCPI juga turun 11,8% menjadi Rp 112,65 miliar.

Meski demikian, SCPI mampu membukukan laba tahun berjalan yang meningkat 94,64% yaitu sebesar Rp 218,36 miliar secara tahunan pada 2020. Begitu pun dengan pendapatannya juga mengalami peningkatan 57,14% yaitu menjadi sebesar Rp 2,893 triliun.

Hanya saja investor publik yang belum menggenggam saham obat diabetes itu kemungkinan tidak bisa mencicipi dividen. Pasalnya saham perseroan tengah disuspensi oleh BEI. Saat ini SCPI tengah dalam proses delisting. Ini kah yang menjadi alasan perusahaan membagikan dividen dalam jumlah besar? menarik untuk kita tunggu.


(ayh/ayh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Spektakuler, Emiten Obat Diabet Ini Bagi Dividen Gede Banget

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular